"Sayang, kamu yakin aku tinggal sendiri?" tanya Jennie yang kini duduk berlutut di hadapan Jisoo yang tengah duduk di pinggir ranjang.
"Hmm... Aku baik-baik saja, Jennie." jawab Jisoo lalu tersenyum menatap kearah Jennie.
Jennie menghela nafasnya sembari memejamkan matanya, dirinya sungguh khawatir dengan kondisi suaminya, apalagi beberapa hari yang lalu Jisoo sempat di larikan ke rumah sakit akibat penyakit jantungnya kembali kambuh.
"Pergilah Jennie, bukankah proyek ini adalah proyek impianmu? Aku akan baik-baik saja." Jisoo kembali meyakinkan Jennie untuk yang kesekian kalinya.
"Huftt... Baiklah, tapi kamu harus janji, jika terjadi apapun, segera hubungi aku?" Jisoo menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Dengan berat hati, Jennie segera beranjak dan mengambil tas selempang miliknya di atas nakas, sebelum pergi Jennie mengecup singkat bibir suaminya lalu mengusap rambut Jisoo dengan perlahan.
"Aku akan segera kembali, jangan melakukan apapun dan kabari aku jika terjadi sesuatu padamu." ucap Jennie.
Jisoo memberi senyuman terbaiknya lalu menganggukkan kepalanya. "Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja, sayang." Jisoo kembali meyakinkan Jennie.
"Aku pergi dulu, nee." setelah mendapat anggukan dari Jisoo, Jennie membuka pintu kamar mereka lalu segera bergegas pergi untuk menghadiri rapat proyek impiannya agar bisa segera kembali dengan cepat kerumah untuk menemani suaminya.
Setelah di rasa Jennie sudah pergi, Jisoo mencengkram kuat dada bagian kirinya saat merasakan sesak yang membuat nafasnya menjadi tersendat.
Jisoo mencoba untuk mengatur nafasnya agar kembali normal, setelah beberapa saat, rasa sakitnya sedikit menghilang. Setelahnya Jisoo berjalan menuju sebuah meja yang berada di sudut kamar mereka, Jisoo mengambil buku lalu menulis sesuatu pada kertasnya.
Setelah selesai, Jisoo melepaskan secarik kertas dari buku tersebut lalu membacanya ulang, mata sayunya tampak berkaca-kaca.
"Aku sangat takut jika takdir akan mempermainkan kita, Jennie." lirih Jisoo.
☘️☘️☘️☘️☘️
Setelah menyelesaikan rapatnya Jennie dengan segera membereskan seluruh barang-barangnya agar segera sampai kerumah.
"Jennie."
Jennie menoleh saat mendengar namanya di panggil oleh seseorang.
"Eoh, Seulgi oppa?"
"Kau ingin pulang sekarang?" Seulgi kembali bertanya dan mendapat anggukan dari Jennie.
"Jisoo sendirian dirumah, dan aku tidak bisa meninggalkannya terlalu lama." jawab Jennie.
"Bagaimana keadaanya? Apakah dia baik-baik saja?"
"Ya, dia harus baik-baik saja, dan dia akan terus baik-baik saja untukku." ucap Jennie, matanya kembali berkaca-kaca jika menyangkut soal kesehatan Jisoo.
"Kau benar, dia harus baik-baik saja. Untukmu dan untuk semua orang yang menyayanginya." balas Seulgi sembari tersenyum, membuat Jennie memberikan senyum tipisnya.
"Kalau begitu aku pamit, oppa." ucap Jennie yang di balas anggukan oleh Seulgi.
Namun saat akan melangkah, suara ponsel miliknya berdering dan menghentikan langkahnya.
"Wendy oppa?" guman Jennie.
Jennie kemudian mengangkat sambungan telepon dari Wendy.
"Yeoboseo?"
![](https://img.wattpad.com/cover/336333801-288-k849400.jpg)