Siang ini, kediaman keluarga Kim kedatangan tamu. Irene, kakak kandung dari Jisoo datang mengunjungi mereka dengan kedua anaknya bersama dengan sang suami.
"Diminum mbak mas, minumannya." ucap Jennie begitu minumannya tersaji di hadapan mereka.
"Junoo, Yerim diminum juga minumannya." ucap Jennie yang di angguki oleh keponakannya.
"Kamu nggak perlu repot-repot Jen, mbak bisa sendiri nanti buat." ucap Irene lalu menyesap minumannya sedikit.
"Nggak papa mbak, lagian juga jarang-jarang mbak sama mas Seulgi juga ponakan-ponakan aku main kesini." balas Jennie.
"Ya gitulah Jen, makin hari makin sibuk. Ini juga Seulgi sama ponakan kamu pada protes sama mbak karena jarang ada waktu buat mereka."
"Emang bener kok kalau bunda itu sekarang super sibuk." ucap Yerim. "Tante tau, waktu Junoo-- eh maksudnya kak Junoo ada lomba basket tingkat SMA aja bunda nggak datang."
Jennie balas tersenyum saat mendengar aduan Yerim tentang Irene padanya. "Mungkin di butik bunda emang lagi sibuk-sibuknya, Yer. Jadi kamu harus bisa maklumin, Yerim juga udah besar."
"Aduh tan, sesibuk-sibuknya bunda, harusnya bunda bisa bagi waktu. Coba aja bunda itu kaya tante, dirumah aja, fokus urusin suami sama anak." sindir Yerim yang diam-diam ikut Seulgi angguki dengan menatap bangga kearah Yerim.
"Aduhh.... Mulut kamu lancar banget ya kalau udah ngomongin bunda. Apalagi ngadu ketante kesayangan kamu itu." Irene menatap jengah kearah anaknya.
Sementara Jennie kini sudah mengalihkan atensinya pada Junoo, anak sulung dari pasangan Seulgi dan Irene.
"Junoo makin ganteng aja, udah jarang juga main kesini." Jennie mengusap bahu Junoo yang duduk disebelahnya.
"Makasih tante, tante juga makin cantik." balas Junoo. "Lain kali Junoo bakalan lebih sering main kesini tante." tambahnya dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Iya, sering-sering aja kesini. Ahyeon sama Rora pasti seneng banget." ucap Jennie.
"Oh iya Jen, orang-orang rumah yang lain kemana? Jisoo sama anak-anak juga nggak kelihatan dari tadi." Seulgi yang sedari tadi memilih diam kini membuka suaranya.
"Jisoo lagi keluar bentar kebengkel mas, kalau anak-anak tadi pamit ke marker bentar buat belanja. Minji juga lagi keluar sama Krystal." jelas Jennie.
Seulgi yang mendengarnya hanya mengangguk tanda mengerti. Tidak ingin memperpanjang lagi. Tidak berselang lama, suara keributan terdengar membuat orang-orang yang sedari tadi tengah fokus pada obrolan santainya menatap kearah pintu utama rumah.
"Woii.... Bongil! Itu punya gue ya!"
"Yaelah berbagi sama adik sendiri kenapa sih!"
"Mulut lo berbagi!" Ahyeon menatap sengit kearah Rora yang dengan santainya mengambil eskrim Vanilla favoritnya. "Gue kan tadi udah nawarin, tapi lo tolak, sekarang balikin nggak punya gue!" ujar Ahyeon.
"Cuma satu nyon, itu di kresek masih ada dua lagi. Pelit banget sumpah." ucap Rora.
"Balikin selagi gue minta baik-baik, bongil!"
Rora menghentikan langkah kakinya, begitu juga dengan Ahyeon. Sepertinya kedua anak itu belum menyadari keberadaan orang lain di ruang tamu sehingga mereka masih sama sibuk bertengkar.
"Kalau gue nggak mau, lo mau apa?"
"Ohh..... Lo nantangin gue?!"
Ahyeon yang mendengar nada tengil dari Rora tentu saja merasa terpancing. Baru saja Ahyeon mengambil ancang-ancang untuk menerjang Rora, suara Yerim sudah lebih dulu terdengar.