Jisoo menatap bangunan minimalis yang terhubung dengan rumah di hadapannya yang Jennie sebut dengan kedai chikin milik orang tuanya.
"Kenapa diam? Ayo masuk." ajak Jennie, namun Jisoo hanya diam tanpa berniat mengikuti Jennie.
Jennie kembali memundurkan langkahnya, menatap heran Jisoo. Tangan Jennie mencoba menoel lengan atas Jisoo dengan jari telunjuknya membuat Jisoo sedikit menunduk untuk menatap Jennie.
"Wae?"
"Kau yakin ini tempatnya?" Jisoo malah balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Jennie.
Pertanyaan dari Jisoo membuat Jennie menyergit. "Ya, aku sangat yakin. Ini kan kedai orang tuaku, tidak mungkin aku salah tempat."
"Bukankah kau mengatakan restoran waktu itu?"
"Aku tidak pernah mengatakan seperti itu, jangan mengada-ada." balas Jennie. "Sudahlah, ayo masuk. Jika tidak ingin kau bisa pulang." Jennie berjalan lebih dulu meninggalkan Jisoo yang masih diam berdiri di belakangnya.
"Ah molla, yang terpenting aku bisa memakan chikin." Jisoo lalu berjalan menyusul Jennie yang sudah lebih dulu berjalan di depannya.
Jujur saja, Jisoo tidak pernah memasuki tempat seperti ini. Biasanya dirinya dan keempat sahabatnya akan pergi ke restoran ataupun cafe yang memiliki high class lebih tinggi di bandingkan dengan kedai milik orang tua Jennie.
"Eomma, appa." Jennie berjalan mendekat dan memeluk kedua orang tuanya secara bergantian.
"Putri appa sudah pulang?" Jiyong bertanya dan di balas anggukan serta senyum gummy oleh Jennie.
"Siapa laki-laki itu, Jen?" Dara bertanya saat pandangannya tidak sengaja menatap kearah Jisoo yang berdiri sembari memperhatikan sekitarnya.
"Eoh?" Jennie lupa jika dirinya membawa Jisoo datang kemari. Dengan segera Jennie berjalan kearah Jisoo dan menarik laki-laki itu untuk mendekat kearah Dara dan Jiyong.
Sementara Jisoo yang di tarik memberikan tatapan protes, baru saja Jisoo ingin bersuara, suara Jennie sudah lebih dulu terdengar.
"Ini Jisoo, teman Jennie." ucap Jennie membuat Jisoo memelototkan matanya tidak terima, sejak kapan dirinya berteman dengan Jennie.
"Ah, Kim Jisoo imnida." Jisoo menyambut uluran tangan Jiyong dan Dara secara bergantian.
"Nee, aku Jiyong appa Jennie dan ini Dara istriku, eomma Jennie." ucap Jiyong yang mendapat anggukan dari Jisoo.
"Jennie, ajak Jisoo untuk duduk dulu. Biar eomma membuatkan chikin untuknya."
"Nde, eomma."
Jennie menarik tangan Jisoo untuk berjalan mengikutinya. "Duduklah."
Jisoo memilih untuk menuruti ucapan Jennie, duduk dan kembali mengamati sekitarnya. Tampak sepi dan tidak ada pelanggan sama sekali.
"Sepi sekali, apa chikin eommamu tidak laku?" Jisoo bersuara memecah keheningan.
"Aniyo, chikin eommaku sangat laku." ucap Jennie.
"Benarkah?" Jennie menganggukkan kepalanya untuk membalas pertanyaan Jisoo. "Lalu kenapa tidak ada pembeli yang datang?"
"Apa mungkin karena tempatnya sangat kecil dan panas?" lanjut Jisoo.
Plakkk....
"Aish, shit!"
Jennie memukul kepala Jisoo, tidak terima atas ucapan Jisoo yang terkesan merendahkan kedai milik orang tuanya.
"Kedai ini sepi karena sudah tutup!"