Sesuai perjanjian kemarin, pagi ini Jisoo bangun lebih awal. Bahkan semalaman dirinya tidak bisa tidur dengan nyanyak karena merasa hari sangat lama berganti untuk hari ini.
Jisoo memilih untuk berpakaian casual pagi ini, menuruni satu persatu anak tangga dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya.
"Jisoo."
Jisoo menoleh kearah sumber suara dan berlari mendekat kearah Junho yang kini menatap heran kearahnya.
"Papa!"
Jisoo memeluk erat Junho, membuat pria paruh baya itu bertambah bingung.
"Kamu baik-baik saja, nak?" Junho bertanya begitu pelukan mereka lepas.
Jisoo mengangguk dengan semangat. "Mama dimana pah?"
Baru saja Junho ingin menjawab, suara Yoona sudah lebih dulu terdengar. "Ada apa nih, nyari mama?"
Jisoo menoleh dan kembali melakukan hal yang sama, yaitu memeluk Yoona dengan senyum cerianya. Yoona menatap Junho seakan meminta penjelasan, namun Junho hanya menggendikkan bahunya tanda tidak tau.
"Ada apa sayang?"
Jisoo menggeleng pelan. "Kamu keliatan lagi happy banget, ada apa?"
"Emangnya nggak boleh ya mah?"
Yoona menggeleng cepat. "Ngak sayang, mama hanya bertanya. Mama senang bisa melihat senyum kamu lagi. Sudah sejak lama." ucapnya.
"Maafin Jisoo ya mah."
"Nggak sayang. Ngak masalah." Yoona kembali menarik Jisoo kedalam pelukannya.
"Kamu mau kemana? Rapih banget." pertanyaan dari Junho menarik perhatian dari Yoona yang kini juga menatap kearah Jisoo.
"Jisoo ada urusan penting pah."
"Urusan apa?" tanya Yoona.
"Nanti papa sama mama juga bakalan tau."
"Ini masih pagi banget loh, lagian kamu juga belum sarapan kan? Belum minum obat juga."
"Pah, nanti Jisoo bisa makan diluar--"
"Nggak, pokoknya kalau kamu mau keluar kamu harus makan sama minum obat dulu di rumah." ucap Yoona dengan nada yang tidak ingin dibantah.
"Tapi mah..."
"Udah lah Ji, lagian masih jam delapan. Seulgi juga kayanya belum siap." ucap Junho.
"Jisoo bisa naik taxi."
"Sayang, nurut ya sama mama?"
Melihat tatapan memohon dari Yoona, mau tidak mau Jisoo harus menurut dan mengikuti ucapan dari Yoona. Semoga saja dirinya tidak terlambat nantinya. Karena jujur saja dia sendiri belum tau letak pasti dari alamat yang Joy berikan kemarin.
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu jam, kini Jisoo sudah menyelesaikan sarapan bersama dengan kedua orang tuanya. Dengan segera Jisoo menarik Seulgi pergi menuju kearah mobilnya.
"Kita akan kemana tuan?"
"Segera ke alamat ini."
Seulgi menerima ponsel dari Jisoo, lalu mengangguk paham. Mobil yang di kendarai Seulgi melaju meninggalkan pekarangan rumah keluarga Kim itu.
Sesekali Seulgi menatap Jisoo melalui kaca tengah mobil. Jelas sekali Seulgi melihat jika Jisoo terus saja tersenyum, meskipun kebingungan Seulgi tetap merasa senang. Setidaknya tuannya itu tidak seperti mayat hidup lagi.