Jisoo melangkah menjauh meninggalkan area rooftop sebelum suara Irene kembali terdengar menghentikan langkah kakinya.
"Jennie selingkuhin kamu, lagi."
...
"Masih mau bertahan di hubungan yang udah nggak sehat?" tanya Irene, "Kamu punya harga diri nggak sih, Ji? Kamu itu laki-laki, jangan cuma karena kamu cinta sama Jennie, kamu wajar wajarin semua apapun yang dia lakuin ke kamu!"
Jisoo berbalik, menatap tajam kearah Irene. "Jaga ucapan kamu Rene, aku nggak suka kamu jelek jelekin Jennie kaya gini!" ujar Jisoo.
Menghela nafas pelan dan mengangguk kecil, Irene mencoba mendekat kearah Jisoo. "Udah aku duga kalau respon kamu pasti bakalan gini. Tapi, nggak masalah sih kalau kamu nggak percaya sama aku. Mungkin kamu bakalan percaya kalau kamu lihat sendiri nantinya." ucap Irene, senyum tipis menghiasi wajah cantiknya.
"Maksud kamu apa?"
"Kamu ikutin aja Jennie nanti malam, dan aku pastikan kamu akan dapat jawaban dari semua yang aku bilang barusan." Irene menepuk bahu Jisoo beberapa kali sebelum melangkah pergi.
"Oh iya, masalah ucapan kamu tadi, aku nggak berharap kok kita pacaran setelah kamu putus dari Jennie. Tapi kalau takdirnya berpihak sama aku, ya aku juga nggak masalah. Aku terima dengan sangat amat ikhlas." ucap Irene. "Dan satu lagi, setelah kamu tau siapa selingkuhan Jennie kali ini, kamu nggak kaget ya. Jadi, siapin dulu hati sama mental kamu untuk nanti."
"Bye Jisoo, sampai ketemu nanti malam!" Irene mengedipkan sebelah matanya lalu pergi keluar dari area rooftop.
Meninggalkan Jisoo yang kini mengepalkan kedua tangannya kuat, "Kamu udah janji sama aku Jennie! Kamu nggak mungkin ingkar kan, sayang?" guman Jisoo.
Mengusap wajahnya kasar dan menengadah menatap luasnya langit, Jisoo memiliki harapan besar pada Jennie saat ini, dirinya berharap bahwa apa yang Irene katakan tadi itu tidak benar adanya.
||°°||••||°°||••||°°||••||°°||••||°°||
"Guys, gimana kalau malam ini keluar? Jalan jalan? Nonton? Atau shopping?" usul Jihyo yang mendapat sorakan setuju dari Rose.
"Wahhh.... Bener-bener. Kebetulan udah lama juga kita nggak quality time bareng." ucap Rose.
"Nah bener kan!" ujar Jihyo. "Gimana, kalian berdua ikut kan?" tanya Jihyo.
"Pokoknya harus ikut sih, nggak boleh nggak!"
"Jen? Joy?"
"Ya, kalau aku sih, iya-iya aja." balas Joy, melirik kearah Jennie. "Nggak tau kalau Jennie, siapa tau dia ada urusan penting." Joy sengaja menekan dia kata di akhir kalimatnya.
"Pasti bisa, ya kan Jen?"
Jennie menoleh kearah teman-temannya bergantian. "Maaf ya, kayanya aku nggak bisa malam ini, gimana kalau lain kali aja?" Jennie menolak dengan rasa bersalahnya.
"Loh, kenapa nggak bisa?" tanya Jihyo.
"Iya, kamu ada acara apa nanti malam? Tunda dulu bisa nggak?" Rose dan Jihyo masih mencoba untuk membujuk Jennie agar tatap ikut.
"Aku nggak bisa, maaf ya."
"Yahh... Jen, masa nggak ikut sih. Nggak seru nih kalau kita kekurangan satu personil." ucap Rose dengan cemberut.
"Iya nih, ikut aja ya? Kan udah lama juga nggak jalan bareng."
"Iya, emang ada acara apa sih? Kamu jalan sama Jisoo? Izin dulu deh. Kalau nggak kita bantu izini sama Jisoo, pasti dia nggak papa." saran Rose.