Setelah selesai dari Minji, kini Jisoo kembali kekamarnya. Begitu memasuki kamar, Jisoo berpikir bahwa Jennie sudah lebih dulu tidur. Namun dugaannya salah, Jennie masih terjaga dan duduk di sofa kamar dengan ponsel di tangannya.
Begitu suara pintu terbuka, Jennie mengalihkan tatapannya dan melihat Jisoo yang kini berjalan mendekat kearahnya. Jennie meletakkan ponsel miliknya saat Jisoo sudah duduk di sampingnya.
"Kamu belum tidur, sayang?"
Jennie menggeleng pelan. "Gimana keadaan Minji?" tanya Jennie.
Mendengar pertanyaan dari Jennie, Jisoo tersenyum kecil. Tangannya terangkat untuk merapikan rambut Jennie yang terlihat sedikit berantakan.
"Minji baik-baik aja. Kamu nggak perlu khawatir, cuma memar sedikit aja tadi." ucap Jisoo.
"Syukurlah."
"Kita tidur sekarang?" Jisoo melirik kearah jam dikamar mereka. "Udah malam, aku juga udah ngantuk." saat Jisoo ingin beranjak, tangan Jennie lebih dulu menahannya.
"Ada hal yang perlu aku bicarain sama kamu."
Jisoo menyergit bingung. "Apa?"
"Duduk dulu."
"Nggak bisa besok aja, sayang?"
Jennie menggeleng. "Ini tentang anak-anak, dan kita." Jennie memelankan nada suaranya diakhir.
Jisoo meneguk kasar salivahnya saat mendengar ucapan dari Jennie, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun tak urung Jisoo tetap menuruti perkataan Jennie untuk duduk lebih dulu.
"Kamu mau bicarain apa, sayang?" tanya Jisoo.
Jennie meraih kedua tangan besar milik Jisoo, menangkupnya dengan kedua tangan mungil miliknya. Matanya menatap dalam kedua mata teduh milik pria yang selama bertahun-tahun mengisi hari-harinya sebagai seorang suami, sekaligus sebagai orang yang telah berhasil membuat dirinya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.
"Gimana, sama janji kamu yang akan ceraiin Krystal?" Jennie langsung bertanya pada intinya.
Jisoo memilih untuk bungkam, bingung ingin menjawab seperti apa pertanyaan dari Jennie. Melihat Jisoo yang hanya diam, Jennie sedikit menghela nafas kecewa, lalu kembali bersuara.
"Nggak bisa ya?" Jennie bertanya dengan lirih. Jennie mengangguk singkat. "Aku paham kok, pasti karena ada Minji kan yang butuh kamu sama Krystal?" tambah Jennie.
"Aku nggak bakalan paksa kamu lagi untuk cerai dari Krystal." ucapan dari Jennie membuat Jisoo sedikit merasa heran sekaligus merasa lega.
"Maksudnya?"
"Kamu bisa lupain tentang janji itu. Jadi, kamu sama Krystal bakalan terus bersama sebagai sepasang suami-istri." jelas Jennie.
"Kamu beneran sayang?" ada sedikit senyuman dari wajah Jisoo.
Jennie mengangguk, balas tersenyum kecil membuat Jisoo kini tersenyum cerah. Namun, perkataan dari Jennie selanjutnya mampu meruntuhkan senyuman Jisoo.
"Iya, karena kita yang akan bercerai"
"Kamu ngomong apasih?" Jisoo melepaskan tangannya dari Jennie, menatap bertanya sekaligus tidak suka kearah Jennie.
"Kita cerai." ulang Jennie. "Apa ada yang salah?"
Jisoo menangkup wajahnya, lalu tangannya naik menyugar rambutnya kebelakang dengan kasar.
"Kamu kayanya lagi sakit, makanya ngomong ngelantur gini, kita lanjut bahasnya lain waktu aja." ucap Jisoo.
"Terserah kamu mau bahas kapan, yang penting aku bakalan minta cerai dari kamu. Kalau kamu merasa keberatan, aku yang bakalan urus surat cerai kita kepengadilan." balas Jennie.