Di parkiran kampus, tampak dua orang berbeda gender tengah mengobrol ringan dengan sesekali di selingi oleh candaan yang mengundang tawa keduanya.
"Kalau lagi ketawa gitu, kamu tambah cantik." ucap pria yang kini menatap kagum kearah wanita yang sedang tertawa.
Wanita itu sontak saja menghentikan tawanya dan berdeham canggung. "Ahh... Maaf, aku nggak bermaksud begitu." pria tersebut meluruskan maksud dari ucapannya.
"Nggak papa, santai aja."
Pria itu mengangguk pelan dengan senyum tipis yang menghiasi bibirnya. "Kamu mau pulang?"
"Iya, ini barusan mau pulang. Terus kamu datang jadi ke pending, deh."
Pria itu tertawa ringan saat mendengar nada bercanda dari wanita tersebut. "Gitu ya?" tanya pria yang dibalas anggukan oleh wanita tersebut.
"Yaudah deh, gimana kalau sebagai permintaan maaf dari aku. Aku aja yang antar kamu pulang?"
"Maaf, aku bawa kendaraan sendiri."
"Nggak papa, aku antar kamu pakai kendaraan kamu, terus nanti aku pulang naik taxi aja kesini lagi."
"Buang-buang waktu."
"Ya, nggak masalah sih. Selagi waktu aku sama kamu, itu nggak ada yang namanya buang-buang waktu. Karena setiap waktu aku sama kamu itu berharga untuk aku."
Wanita itu sedikit tertunduk dengan kekehan pelan, sungguh sangat menggelikan sekali gombalan pria yang berada di hadapannya saat ini.
"Jago banget ya kamu gombal."
"Nggak kok, aku serius." jawabnya. "Maaf, rambut kamu berantakan." tangannya terangkat untuk merapikan helaian rambut wanita itu yang kini sebagian menutupi wajahnya.
"Ah iya, terimakasih." jawabnya yang di balas senyuman dan anggukan dari pria tersebut.
Tanpa keduanya sadari, sedari tadi tampak seorang pria yang mengawasi keduanya dari kejauhan. Tangannya terkepal erat merasakan api cemburu yang kini tengah memanas.
Dengan langkah cepat, dirinya mendekati kedua manusia tersebut. "Ekhemmmm...." dehaman keras darinya mengundang atensi dari kedua orang tersebut.
"Jisoo?" ucap mereka bersamaan.
"Ayo pulang!"
"Loh? Kamu pulang bareng Jisoo, Rene?"
"Iy-"
"Kalau iya emang kenapa?!"
"Aku duluan ya, Jack."
Irene menarik tangan Jisoo untuk menjauh dari Jackson dan membawanya memasuki mobil. Selama di perjalanan Jisoo hanya memilih diam dan mengabaikan Irene yang sesekali menoleh kearahnya.
"Fokus nyetir aja bisa nggak sih? Ntar nabrak baru tau rasa!" Irene terkesiap saat mendengar nada suara Jisoo.
Setelah tiga puluh menit lamanya, akhirnya mereka berdua sampai di unit apartment yang sudah beberapa minggu ini mereka tempati berdua. Jisoo langsung merebahkan tubuhnya pada sofa begitu masuk kedalam apartment.
"Mau Aku masakin apa?"
Pertanyaan dari Irene di balas dengusan kasar oleh Jisoo. "Kalau Aku nanya, kamu harus jawab. Kamu nggak bisu kan, Kim Jisoo?"
"Ck, kalau mau masak ya tinggal masak aja, sih. Pakai acara nanya segala, terserah deh mau masak apa aja yang penting bisa dimakan!"
Irene menggelengkan kepalanya pelan saat milihat tingkah dari laki-laki yang lebih muda dua tahun darinya itu.