1987

953 62 6
                                    





Pukul 22.15 kst.

"Kau egois Jisoo! Kau selalu saja mementingkan pasien spesialmu itu!!" pekik Jennie marah.

"Pasien spesial siapa Jennie? Apa yang kau bicara kan?" Jisoo berucap dengan pelan, mencoba untuk bersabar menghadapi Istrinya.

"Siapa lagi jika bukan Karina! Mantan kekasihmu itu!! Kau pikir Aku tidak tau bahwa beberapa bulan belakangan ini kau sering menghabiskan waktu dengannya?!"

"Jennie, dengarkan aku."

"Apa lagi yang perlu aku dengarkan brengsek! Kau selingkuh kan dengannya! Jika begini lebih baik kita bercerai!"

"Yak! Kim Jennie!"

"Apa?! Bukankah kita menikah hanya karena pejodohan sialan itu?!"

"Baiklah jika itu mau mu, aku akan menceraikanmu! Aku muka dengan semua sifat kekanakanmu, tapi tolong pelankan suaramu, atau Rora akan mendengar-"

Prang....

Suara pecahan kaca terdengar membuat Jisoo menghentikan ucapannya, pandangan Jisoo dan Jennie dengan cepat menoleh kearah sumber suara yang mana sedari tadi Rora, anak mereka telah mendengar semua pertengkaran yang terjadi did antara kedua orang tuanya.

"Mom? Dad?" lirih Rora dengan nada yang bergetar serta pandangan yang berkaca-kaca.

"Sayang/Baby" ucap Jisoo dan Jennie bersamaan, lalu berjalan mendekati anaknya.

"Kenapa bangun hmm? Haus? Ingin daddy ambilkan minum?" tanya Jisoo sembari mengusap kepala anaknya, berusaha untuk menenangkannya.

"Ayo kembali ke kamar, biar mommy temani." Jennie meraih lengan Rora, saat ingin melangkah suara Rora lebih dulu menarik atensi pasangan suami istri sehingga mereka menghentikan langkahnya.

"Mom... Dad... Apa benar jika kalian ingin bercerai?" Rora menatap kedua mata orang tuanya secara bergantian.

"Sayang ini sudah malam-"

"Dad please, jawab Rora, apa benar daddy akan menceraikan mommy?" Rora kembali bertanya.

"Jawab Rora! Kenapa kalian hanya diam saja!"

"Mian, daddy rasa ini jalan terbaik untuk keluarga kita sayang." ucapan Jisoo mampu membuat air mata milik Rora keluar tanpa di minta.

"Kenapa? Kenapa harus bercerai?" tanya Rora menatap Jisoo, lalu beralih menatap kearah Jennie. "Mom?"

"Maaf sayang ini sudah pilihan kami, mommy dan daddy benar-benar sudah tidak memiliki titik temu untuk masalah kami. Sejak awal, kami tidak pernah saling mencintai, mommy dan daddy menikah hanya karena perjodohan yang dilakukan oleh abojimu." jelas Jennie, dengan mata yang berkaca-kaca. Sebenarnya meraka sudah saling mencintai, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa mereka lewati hingga harus berujung dengan kata perceraian.

"Hiks... Kalian jahat! Kalian tidak mengerti bagaimana denganku kedepannya... Hiks..." tangis Rora pecah saat mendengar penuturan Jennie.

"Bukan seperti itu sayang, dengarkan mommy." Jennie mencoba untuk memeluk anaknya namun Rora malah mendorong Jennie kuat hingga jatuh ke lantai, sementara Rora pergi berlari begitu saja keluar dari rumah milik mereka.

"Jennie-ah, gwenchana?" tanya Jisoo, lalu membantu istrinya untuk berdiri.

"Rora, Ji, Rora. Kejar dia, ini sudah malam, aku takut terjadi apa-apa dengannya." panik Jennie saat melihat anaknya yang telah menghilang di balik pintu.

OS/MS JENSOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang