Eye

729 130 14
                                    





Beberapa minggu setelah pertemuan pertama kali diantara Jisoo dan Jennie. Kini keduanya semakin dekat, bahkan mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama jika Jisoo sedang memiliki waktu senggang.

Seperti saat ini, keduanya sedang berada di  Hangang River. Mereka berjalan menyusuri jalanan hingga rasa lelah menghampiri, Jisoo meminta mereka untuk mencari tempat istirahat.

"Jennie, bisakah kita mencari tempat duduk sekarang? Aku sedikit lelah." ucap Jisoo.

"Heum.... Tentu saja."

Jisoo menuntun Jennie untuk duduk di salah satu bangku panjang. Setelah mereka duduk, Jennie dapat mendengar dengan jelas bahwa deru nafas dari Jisoo yang sedikit memburu.

"Jisoo." panggil Jennie. "Apa kau baik-baik saja?"

Jennie mencoba untuk meraih wajah Jisoo, walaupun sedikit kesulitan, Jennie akhirnya bisa menangkup wajah milik pria itu.

"Kenapa dingin sekali?" tanya Jennie. "Apa kau sedang sakit, Ji?" nada suara Jennie terdengar khawatir membuat senyum di bibir hati Jisoo terlihat.

"Gwenchana."

"Jinjja?" tanyanya memastikan.

"Heumm.... Hanya saja udara disini semakin sore semakin dingin. Apa kau tidak merasakannya?"

Jisoo meraih tangan Jennie yang berada di wajahnya, membawanya kedalam genggaman tangannya. Mengusap punggung tangan Jennie dengan ibu jarinya.

"Ya, aku juga merasakannya."

"Tapi, suhu tubuhmu jauh lebih dingin daripada suhu udaranya." tambah Jennie.

Jisoo memilih diam, enggan untuk menjawab. Keadaan berubah menjadi hening, tangan Jisoo yang sedari tadi menggenggam tangan Jennie bahkan sudah terlepas.

"Apa kau lapar?" tanya Jisoo, memecah keheningan.

"Sedikit. Bagaimana denganmu?"

"Ya, aku juga merasa lapar." jawab Jisoo.

"Bagaimana jika kita mencari tempat makan?"

"Ide bagus, kebetulan temanku memiliki cafe yang berada tidak jauh dari sini, apa kau mau jika kita kesana?"

"Okay, aku setuju."

Jennie mengulurkan tangannya, beniat meminta Jisoo untuk membantunya berjalan. Jisoo dengan senang hati meraih tangan Jennie dan membawa kembali tangan mungil itu kedalam genggaman tangannya.

"Aku rasa, aku tidak memerlukan tongkatku lagi untuk berjalan." ucap Jennie.

Jisoo menyergit, menatap bingung kearah Jennie yang kini berjalan di sampingnya. "Kenapa begitu Jennie?" tanyanya.

"Karena kamu, sudah menjadi mataku saat ini. Jadi aku, tidak memerlukan apapun lagi untuk membantuku selama ada kamu disampingku."

Jisoo tersenyum mendengarnya, menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Ya, kau benar Jennie. Mata ini adalah milikmu, dan akan menjadi milik mu, Jennie." jawab Jisoo yang dibalas kekehan oleh Jennie.

"Jika seperti itu, maka kau tidak boleh jauh dariku, arraseo?!"

"Arraseo, nona Kim."

Keduanya lalu tertawa dan terus berjalan menuju kearah parkiran mobil berada.

"Melihatmu yang tertawa begitu lepas saat ini, aku sampai tidak menyangka bahwa kau adalah orang sama dengan orang yang ingin mengakhiri hidupnya beberapa waktu lalu." ucapan dari Jisoo membuat Jennie menghentikan tawanya dan mendengus kesal.

OS/MS JENSOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang