Hari ini, Jisoo memutuskan untuk pergi ke salah satu rumah sakit Swasta di pusat kota, tempat dimana sahabatnya bekerja. Sesampainya Jisoo dirumah sakit, Jisoo berjalan menuju ruangan milik sahabatnya.
Beberapa kali ketukan hingga terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhnya untuk langsung masuk kedalam ruangan tersebut.
"Oh, hai Jisoo?"
Jisoo balas tersenyum untuk sapaan yang di lontarkan oleh sahabatnya.
"Tumben sekali kau datang kesini, ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
Jisoo terkekeh pelan. "Kau tampak sibuk sekali."
"Jisoo serius, ada apa?"
"Aku sudah mencoba untuk menghubungimu beberapa kali, tapi kau tidak mengangkat atau bahkan membalasnya. Jadi aku memutuskan untuk datang kesini menemuimu, Rin." ucapnya.
"Benarkan? Sebentar."
Karina mengambil ponselnya yang berada diatas meja kerjanya, lalu mengecek daftar panggilan serta beberapa pesan masuk dari Jisoo.
"Bagaimana?"
Pandangan Karina kembali manatap kearah Jisoo yang kini memberinya senyum tipis.
"Maaf, tapi jadwalku benar-benar padat hari ini. Aku juga melakukan operasi tadi sehingga tidak sempat untuk mengecek ponselku." balasnya.
"Tidak masalah, itu sudah menjadi tugasmu."
Karina mengangguk pelan. "Lalu, apa tujuanmu datang kesini? Aku yakin pasti ada hal penting yang ingin kau katakan sampai kau repot-repot untuk datang kesini." perkataan Karina membuat Jisoo terkekeh pelan.
"Wae? Perkataanku benar bukan?"
Jisoo berdiri dan sedikit membungkuk, mengacak pelan rambut milik Karina lalu kembali duduk di tempatnya.
"Tidak pernah berubah, masih tetap sama."
"Ya! Kita sudah lama saling mengenal. Aku bahkan tau semua kebiasaanmu, bahkan hal terkecil darimu pun aku tau. Jadi, tidak sulit untukku bisa menebak apapun yang akan kau lakukan."
"Ya, kau benar. Sebenarnya aku datang kesini untuk sedikit merepotkanmu." ucap Jisoo.
"Selalu."
"Ya! Hahahah.... Apa kau tidak ikhlas?"
"Jika tidak, tidak mungkin aku berbasa-basi untuk menanyaimu sedari tadi. Ada apa?"
"Bisakah kau membantuku untuk mencarikan donor mata?"
Karina yang tengah membaca beberapa berkas dari data pasiennya kini menatap intens kearah Jisoo.
"Donor mata?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh Jisoo. "Untuk siapa?" tambahnya.
"Heum, untuk temanku."
Mata Karina menyipit, menatap curiga kearah Jisoo. "Teman? Temanmu yang mana? Setauku temanmu hanya Seulgi, Irene, Wendy, Joy dan mereka semua baik-baik saja sekarang."
"Teman yang baru ku temui beberapa waktu lalu." jawab Jisoo.
"Iya, siapa dia?"
Karina bertanya dengan tidak sabaran. Nadanya terdengar sangat memaksa. "Pria atau wanita?"
"Apa pentingnya untukmu?"
"Ya!" pekiknya, lalu berdeham pelan. "Ini sangat penting untukku mengetahuinya, dia pasti akan menjadi pasienku. Jadi, kau harus memberikan detail pastinya."
"Aku tidak mengatakan dia akan menjadi pasien mu, aku hanya meminta tolong untuk mencari donor mata untuknya, itu saja."
"Ya! Kim Jisoo!"