Jennie berjalan bersama keempat sahabatnya menuju kantin dan duduk di tempat biasa mereka, dengan Joy dan Wendy yang pergi memesan makanan. Kini di meja terdapat Jennie, Lim dan Jihyo yang sedang bercerita acak.
Setalah menunggu sekitar lima belas menit, Wendy dan Joy berjalan mendekat dengan membawa nampan berisi makanan pesanan mereka. Mereka berlima tampak makan dengan khidmat sesekali di selingi dengan obrolan random yang kadang membuat mereka tertawa.
"Jennie, kau belum menjelaskan yang kemarin. Sekarang cepat ceritakan sesuai dengan janjimu." Jihyo tiba-tiba berucap, menangih janji Jennie tentang cerita kenapa Jisoo memberikan dirinya sweater.
Perkataan Jihyo sontak mengundang tiga pasang mata lainnya menatap kearah Jennie.
"Aku sendiri tidak tau kenapa Jisoo memberikan sweater miliknya padaku. Mungkin karena dia sudah tidak menginginkan sweater itu lagi, itu sebabnya dia memberikannya padaku." jawab Jennie seadanya. Jujur saja, Jennie sendiripun tidak tau kenapa Jisoo memberikan sweater tersebut untuk dirinya.
"Baiklah jika memang seperti itu. Tapi, kemarin kau kemana sampai terburu-buru seperti itu?" tanya Jihyo kembali.
"Menemui Jisoo."
"Lagi? Untuk apa?" kini Lim yang bertanya.
"Untuk pulang bersama."
Ukhukkk...
Joy tersedak makanan miliknya saat mendengar jawaban dari Jennie. Dengan sigap Wendy menepuk punggung milik Joy dan Lim memberikan segelas air untuk Joy sementara Jihyo menatap cengo kearah Jennie.
"Gwenchana?" Wendy bertanya dengan nada khawatirnya.
"Tidak!" jawab Joy. "Yak! Jennie kim! Kau tau bercandaanmu hampir saja membuatku mati tersedak!" pekik Joy.
"Ya... Jangan berteriak, kau tidak lihat semua orang menatap kearah kita!" ujar Lim, melihat orang orang yang menatap tajam kearah mereka, karena merasa terganggu akibat teriakan dari Joy.
Wendy memberikan isyarat tanda meminta maaf kepada murid lainnya karena tindakan dari Joy.
"Aish... Kau sungguh bodoh Joy! Justru teriakan mu lah yang bisa saja membunuh kita, apalagi jika diamond club berada disini." Jihyo menatap kesal kearah Joy.
"Aku hanya refleks, lagi pula kan mereka tidak ada di sini. Dan ini semua juga salah Jennie karena dia sudah berbohong." ujar Joy tidak terima di salahkan.
"Aku tidak berbohong Joy, aku memanglah pulang bersama Jisoo kemarin. Dan itu adalah kebenarannya." Jennie tidak terima dirinya di katakan berbohong.
Perkataan Jennie menarik atensi keempat sahabatnya menatap kearahnya. Mereka menatap Jennie dengan pandangan yang sulit diartikan membuat Jennie menyergit bingung.
"W-wae?"
Dengan cepat keempat mengalihkan pandangan ke arah lain dan menggeleng pelan. Hal itu lagi lagi membuat Jennie menyergit bingung. Apa ada yang salah dari ucapannya? Jennie kan hanya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dan dirinya tidak berbohong bahwa kemarin dirinya dan Jisoo pulang bersama, bahkan Jisoo datang ke kedai milik orang tuanya.
Brukkk....
Brakkk....
Suara keras yang terdengar membuat kelimanya terkejut dan menatap bersamaan kearah sumber suara. Mereka berlima kontan membelalakkan matanya saat melihat seorang murid yang baru saja di tendang dengan kasar oleh Seulgi sehingga menghantam meja dan kursi di kantin.
"Sepertinya ini akan menjadi movie yang panjang." Joy berbisik pelan yang di balas anggukan oleh Jihyo, Wendy dan Lim.
"Kau benar Joy." sahut Jihyo.