After 6 weeks ago
"Jadi kapan kamu siap ketemu sama papa dan mama?" Jisoo menoleh kearah Jennie yang berada di sampingnya.
Keduanya kini berada di danau dekat dengan taman yang letaknya tidak jauh dari rumah Jennie.
"Aku nggak tau."
Jisoo mengangguk pelan, "Kalau ketemu sama mami papi kamu, kamu mau nggak? Mereka pasti senang banget kalau tau anaknya masih hidup."
Jennie menoleh dan menatap tajam kearah Jisoo yang masih menatap penuh harap kearahnya.
"Aku udah bilang nggak tau ya nggak tau Jisoo! Kamu bisa nggak sih hargain perkataan aku?!"
"Bukan gitu, aku cuma-"
"Kamu mau bawa aku ketemu sama orang tua kamu? Ketemu sama orang tua aku? Iya? Dengan kondisi gini?" Jennie memotong ucapan Jisoo.
"Kamu sadar nggak sih? Dengan kondisi aku yang sekarang, aku nggak tau dan nggak ingat satu pun tentang kalian. Dan itu bakalan bikin repot, yang pasti mereka makin sedih karena hal ini." ucapan Jennie memelan di akhir.
"Aku minta maaf ya?" Jisoo meraih tangan Jennie untuk digenggamnya. "Aku nggak kepikiran sampai kesana. Maafin aku udah selalu maksa kamu."
Jennie memejamkan matanya erat saat merasa sesak didadanya. Demi apa pun Jennie muak dengan keadaannya saat ini, terus berpura-pura menjadi orang asing yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tau siapa orang yang tengah dilakoninya saat ini.
Jisoo membawa Jennie ke dalam pelukannya, mengusap lembut punggung gadisnya itu dan terus menggumankan kata maaf.
"Jangan marah ya, aku janji akan berhenti bahas ini. Maafin aku ya sayang?" Jennie mengangguk pelan di dalam pelukan Jisoo sehingga membuat Jisoo tersenyum kecil.
"Gimana kalau sekarang kita cari makan aja, kamu mau?" ajak Jisoo.
Jennie tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk setuju, lagipula dirinya belum makan sedari pagi. Jadi, apa salahnya jika menyetujui ajakan Jisoo.
Jisoo beranjak dan mengulurkan tangannya kearah Jennie. Jisoo tampak menggerakkan tangannya agar di raih oleh Jennie yang masih diam menatap tanpa minat kearahnya.
"Apa?" Jennie bertanya seraya melirik kearah tangan Jisoo yang masih setia terulur kearahnya.
"Tangan kamu sini." Jisoo meraih tangan Jennie dan menggenggamnya dengan lembut. "Setiap kita jalan, dari dulu tangan kamu selalu berada di genggamam tangan aku." Jisoo mengangkat tangan mereka keatas.
"Kalau kata kamu sih, dunia itu menyeramkan tanpa genggaman tangan aku. Jadi, apa pun kondisinya, aku harus selalu genggam tangan kamu." jelas Jisoo terus bercerita sembari berjalan.
Jennie memutar malas kedua bola matanya saat mendengarnya. "Kamu lagi ngarang dongeng?"
"Eumm? Maksudnya?" Jisoo menoleh kearah Jisoo yang menatap bingung kearahnya.
"Dunia nggak akan semenyeramkan itu kalau kamu nggak pegang-pegang tangan aku!" Jennie menarik tangannya dari genggaman Jisoo.
"Udah sana minggir, jauhan." Jennie mendorong Jisoo agar keduanya berjarak, setelahnya Jennie melanjutkan langkahnya meninggalkan Jisoo.
Jisoo menatap punggung Jennie yang mulai menjauh dengan sendu. "Apa hukuman kamu belum cukup untuk aku selama ini Jane?"
•°•°••°°••
"Ini makanannya, selamat menikmati."
Begitu pelayan tersebut pergi, Jisoo menatap Jennie dengan mata yang berbinar.