"Berhentilah bersikap seperti anak kecil, bodoh!"
Tangan Rora yang semula menjambak kuat rambut milik Ahyeon kini mulai mengendur. Begitu juga dengan tangan Ahyeon yang ingin menarik rambut milik Rora menjadi urung.
Dengan cepat Ahyeon dan Rora memperbaiki penampilan mereka. Lalu tangan Rora dengan cepat merangkul bahu Ahyeon yang lebih pendek dirinya itu.
"Ngapain lo kesini?"
"Tau nih, ngerusak pemandangan aja ya, Ra." ucap Ahyeon yang di balas anggukan oleh Rora.
Minji menatap malas kearah keduanya, lalu memilih duduk. Saat ini mereka bertiga tengah berada di halte bus yang berada tidak jauh dari sekolah. Tempat biasa menunggu jemputan dari sopir yang ditugaskan oleh ayah mereka.
"Eh.... Kenapa lo malah duduk?"
"Bisa, untuk hari ini kalian nggak usah cari ribut?"
"Nggak bisa. Soalnya tampang lo itu tampang orang yang enak di ajak ribut." ucap Rora.
Mendapat tatapan tajam dari Minji membuat Ahyeon mendorong wajah Rora agar menoleh kearah lain.
"Udah dulu deh, Ra. Nanti aja lanjut di rumah."
"Kenapa? Lo takut sama dia?"
Ahyeon mendelik tajam menatap Rora. "Gue? Takut sama dia? Yang bener aja dong, Ra!"
"Terus kenapa?"
"Lo nggak liat? Banyak orang yang lalu-lalang disini. Malu-maluin ntar-" belum selesai Ahyeon berbicara, Minji lebih dulu memotongnya.
Bahkan ucapan dari Minji mampu membuat api emosi yang Rora miliki semakin membara begitu juga dengan Ahyeon yang awalnya tidak ingin ribut dengan Minji.
"Pure blood. Ternyata sifat dan sikap kurang ajar anak-anaknya menurun sempurna dari ibunya si pelakor itu." dengan santai Minji berucap tanpa perlu repot menatap kearah si kembar yang kini sudah memerah padam karena emosi.
"Yaa....!!"
Rora berjalan dengan cepat, tangannya dengan mudah menggapai rambut milik Minji yang di biarkan terurai.
"Arkhhh...."
Minji meringis begitu kepalanya tertarik kebelakang akibat kuatnya jambakan dari Aurora.
"Jaga mulut lo, ya!" ujarnya. "Mommy gue nggak pernah jadi pelakor!" tatapan Rora semakin menajam.
Ahyeon mendekat dan mencoba untuk melerai Rora yang kini terlihat ingin memakan Minji hidup-hidup. Bukan karena Ahyeon merasa kasihan pada Minji, hanya saja dia tidak ingin menjadi tontonan dari beberapa orang yang kini terlihat menatap kearah mereka.
"Ra, stop. Kita lagi jadi tontonan orang-orang."
"Nggak bisa Yeon, dia udah ngejelekin mommy!"
"Iya, gue paham. Tapi nggak sekarang Ra, please."
"Tapi-"
"Ra!"
Rora dengan kasar menghempaskan tangannya dari rambut Minji. Menghela nafas kasar, ingin sekali rasanya Rora merobek-robek mulut Minji.
"Tenang, Ra."
Rora mengangguk, satu tangannya terangkat mengibas-ngibas di depan wajahnya. Namun, tidak berselang lama suara kekehan kecil dari Minji yang terdengar mengejek terdengar jelas ditelinga Ahyeon dan Rora.
Keduanya menatap kearah Minji. "Kenapa lagi sih itu anak?" heran Rora.
"Udah, biarin aja." Ahyeon menyuruh Rora agar tidak meladeni Minji yang jelas sekali sedang memancing mereka.