Red Flag

588 93 7
                                    










Jennie menghela nafasnya pelan, memejamkan matanya sejenak lalu tersenyum miris saat Jisoo, kekasihnya itu memutuskan sambungan telepon darinya. Padahal hari ini adalah hari penting untuk mereka, karena hari ini tepat lima tahun lamanya mereka menjalin hubungan.

Namun, Jisoo malah mengabaikan dan melupakannya. Jennie tidak masalah sama sekali jika itu adalah hari-hari biasa, namun, tidak untuk hari ini. Terasa sangat menyakitkan meskipun terkesan sepele, Jisoo-nya sedikit demi sedikit sudah mulai mengalami perubahan sikap maupun sifat akhir-akhir ini.

Jennie menengadahkan kepalanya ke atas, menatap langit malam yang gelap seakan turut merasakan apa yang kini tengah dirasakannya.

Jennie duduk sendiri di taman yang sudah terlihat sepi itu, di tangannya terdapat kue buatannya dengan lilin angka lima diatasnya.

Air mata Jennie menetes tanpa dirinya minta saat dirinya memejamkan matanya, dengan cepat Jennie menyekanya lalu dia mengangkat kue yang di buatnya spesial untuk sang kekasih di atas pahanya.

Jennie menyalakan pemantik dan membakar sumbu lilin tersebut. Setelah menyala, Jennie mengangkatnya hingga sejajar dengan wajahnya.

"Happy Anniversary, sayang." lirih Jennie.

Sialnya, air matanya kembali jatuh mengalir membasahi wajahnya.

Jennie melempar kasar kue yang berada di tangannya hingga menghantam kuat ke tanah, sehingga membuat kue tersebut tidak berbentuk.

Jennie lalu menangis tanpa suara, menggigit bibir bagian bawahnya guna menahan emosinya yang kini tengah memuncak.

Apa Jisoo sudah tidak mencintainya lagi? Apakah dirinya melakukan kesalahan? Atau kini hanya dirinya sendiri yang masih memiliki perasaan yang sama selama lima tahun terakhir ini?

"Aku salah apa sama kamu, Ji." isak Jennie, lirih.

Tidak lama, rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Yang semula hanya rintik sekarang berubah menjadi hujan deras, dan Jennie masih betah berdiam diri menikmati hujan yang membasahi dirinya.

Jennie sedikit merasa heran saat tidak merasa air hujan yang mengalirinya lagi, Jennie lalu sedikit mendongak menatap keatas, ada payung hitam yang melindungi dirinya dari derasnya hujan. Jennie menoleh kebelakang, dapat Jennie lihat seorang pria sudah berdiri di belakangnya dengan senyum hangat yang merekah.

"J-Jean?"

"Ayo pulang, hujannya deras banget Jennie. Kamu bisa sakit nanti." ucap Jean.

Jennie menggelengkan kepalanya kuat, "Nggak, kalau nanti Jisoo datang gimana? Aku nggak mau dia nyariin aku." Jennie berucap dengan suara seraknya.

"Aku bakalan kabarin dia, sekarang kita pulang ya. Jangan nyiksa diri kamu sendiri, Jennie."

"Aku bakalan nunggu Jisoo, dia pasti datang."

Jean menghela nafas pelan, lalu berjalan dan duduk di samping Jennie, membawa Jennie kedalam pelukannya. Jennie merasa sedikit terkejut saat mendapat pelukan tiba-tiba dari Jean.

"J-Jean....?"

"Udah, diem. Kamu puasin dulu nangisnya, aku bakalan nemenin kamu disini. Tapi janji sama aku, setelah ini berhenti untuk nangisin orang yang bahkan nggak perduli sama kamu. Bahkan dia tega biarin kamu sampai hujan-hujanan di sini sendirian." ucap Jean, menepuk-nepuk pelan bahu Jennie serta sebelah tangannya mengusap lembut kepala Jennie.

Jean bahkan melepaskan payung di tangannya dan membiarkan tubuh mereka berdua basah diguyur derasnya hujan.

"S-sakit Jean, sakit. A-aku nggak tau gimana caranya untuk berhenti. J-Jisoo terus ngabaiin aku, apa dia udah nggak cinta lagi?" isak Jennie.

OS/MS JENSOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang