Hallo, Annyeong haseo semuanya, aku datang ke dunia wattpad sebagai penulis awam. Jadi mohon bantuannya dari kalian semua. Karena aku penulis awalan, tentunya ini cerita pertama yang aku tulis. Semoga suka.
Bismillahirrahmanirrahim ...Happy reading ...
Setelah berjalan cukup lama, dia menghentikan langkahnya di sebuah persimpangan. Hatinya bingung ke mana dia harus menuju. Sebelah kanan arah menuju rumah Ibu, sebelah kiri arah menuju rumah Ayah. Namanya memang rumah, tapi entahlah apa masih layak disebut rumah? Rumah yang seharusnya dibuat untuk melindungi diri dari berbagai badai dan pasang surut roda kehidupan, rumah yang seharusnya selalu setia menunggu pemiliknya pulang. Sekarang rumah itu sudah kehilangan fungsi. Bahkan sudah tidak layak untuk disebut rumah. Tapi semua ini bukan tentang rumah.
Tak tahu ke mana dia harus menuju. Dia hanya berjalan mengikuti ayunan langkah kakinya. Seperti debu yang tertiup angin. Dia harus pasrah kemanapun angin membawa. Dia hanyalah manusia biasa yang ingin seperti orang lain yang tak perlu memusingkan ke mana dia harus pulang.
Dia terus berjalan menyusuri jalanan di sore hari. Tempat ini bukan kota, jadi tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Jalanan cukup lenggang hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.
Dia berhenti kala dia melihat seorang laki-laki berdiri membelakangi. Kalau dilihat dari belakang, posturnya mirip seseorang yang dia kenal sekaligus dia benci. Entah karena apa, dia refleks berlari memeluk punggungnya dari belakang.
"Sudah aku duga kamu pasti menungguku." ucapnya seraya semakin mengeratkan pelukan. Tapi yang dipeluk hanya diam mematung.
"Tunggu kayaknya ini bukan aroma dia deh," monolognya.
Perlahan dia mengurai pelukan. Takut dia salah meluk orang. Kendati demikian benar adanya, dia salah memeluk orang.
Dilihat dari manapun orang yang baru saja dipeluk tampak sangat marah. Wajah memerah, rahangnya mengeras. Tangan mengepal."Maaf Kak Anzel aku salah orang. Aku kira Kakak orang yang aku kenal."
Siapa yang gak tahu Anzel. Laki-laki bernama lengkap Hanzel Asahi Sagara itu sangat populer di sekolah. Bukan hanya karena wajah yang tampan, dia juga terkenal dengan kepribadian yang buruk. Katanya dia tidak akan segan-segan memukul meski lawannya perempuan sekalipun. Itu menurut berita yang ditangkap sampai saat ini.
"Lo siapa?" Gurat kemarahan sangat kentara di wajahnya.
"A–aku Najma. Kak maaf aku kira Kakak orang yang aku kenal." ucapnya tergugu disertai isak tangis dengan ketakutan yang kentara.
"ENYAH!" usir Hanzel.
____Bagaimana menurut kalian prolog nya?
Ayo ikutin terus cerita saya.Hai, ini cerita pertamaku. Mohon dukungannya.
Jan lupa vote nya ya teman-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Najma Sagara (END)
RandomKarena kekeliruan dalam mengenali presensi tubuh, Najma salah memeluk sembarang orang. Kesalahan itu menjadi alasan garis hidup Najma bersinggungan dengan Anzel, seorang badboy yang mengidap haphephobia. Banyak hal rumit terjadi setelah tragedi itu...