Hallo aku balik lagi
Jan lupa vote sebelum baca
And don't forget for share this story to your friendsOkee happy reading...
Klinik.
Saat ini Najma sedang terbaring di brankar. Di sampingnya ada Anzar dan juga wali kelasnya.
Karena orang yang bertugas di UKS sedang tidak ada. Atas arahan dari wali kelasnya Najma, Anzar dan Anzel membawa Najma ke klinik terdekat. Tentunya itu klinik tempat orang tua Anzel bekerja.
Ini sudah jam 11 siang. Tapi belum ada tanda-tanda Najma akan membuka mata. Dia masih tenang dalam tidurnya.
"Anzar, Ibu sudah menghubungi orang tuanya. Sebentar lagi mereka akan datang. Dan Ibu punya jadwal mengajar, jadi ...." ucap wali kelasnya Najma di sela keheningan. Dia tidak melanjutkan ucapannya karena merasa tak enak.
"Iya Bu saya mengerti. Najma biar saya yang jaga. Nanti kalau dia udah sadar saya kasih tahu lewat Virgan," Anzar memahami posisi wali kelas Najma. Dia mengerti kegelisahan orang dewasa di depannya.
"Baiklah. Tapi begitu sadar kamu harus kasih tahu Ibu." ucapnya dengan hembusan nafas kasar.
"Iya Bu."
Setelah itu. Beliau berpamitan dan meninggalkan Anzar bersama Najma hanya berdua saja.
Kemana Anzel?
Entahlah dia menghilang setelah melihat Najma ditangani.
Anzar menatap wajah Najma yang tengah terlelap dalam damai. Kedua tangannya masih setia menggenggam tangan Najma yang tidak dipasang infus. Tersirat jelas ke khawatiran di wajahnya.
"Na, aku minta maaf. Maaf ... soal tadi pagi, aku gak tahu kenapa aku gak rasional. Aku minta maaf. Na, tolong jangan benci aku." Anzar berbicara seakan Najma sedang mendengarkannya.
"Na, semalam aku dapat foto kamu sama Anzel. Tau gak apa yang terjadi padaku? Kalau kamu lihat, kamu pasti bakal makin benci sama aku. Maaf Na aku gak bisa terima. Aku gak bisa terima kamu sama Anzel. Dan aku juga belum bisa terima sama status kita. Aku masih sayang sama kamu Na. Aku masih pengen sama kamu Na. Tolong jangan benci aku." Anzar menghentikan kalimatnya. Dadanya terasa sesak.
"Na, kalau sama 'dia, aku bakal bisa relain. Tapi kalau sama Anzel, aku gak bisa Na. Anzel itu brengsek. Dia gak baik buat kamu. Na, kamu tau kan 'dia juga gak bakal setuju. Na, aku mohon jangan sama Anzel," Anzar memohon, suaranya terdengar parau.
Manusia emang suka gak sadar diri. Yang brengsek siapa yang dikatain brengsek siapa. Padahal yang jelas-jelas brengsek adalah dirinya. Tapi dengan ringan mulutnya mengatakan kalau Anzel lah yang brengsek. Dasar Anzar munafik.
*****
Dia masih berdiam diri menatap lalu lalang kendaraan di bawah sana. Raganya memang di sini. Tapi pikirannya sedang bersama gadis yang terbaring di salah satu ruangan bangunan yang rooftopnya sedang dia pijak saat ini.
Pikirannya masih bertemakan Najma. Seorang gadis yang berhasil mengusik hidupnya. NAJMA. Karena gadis itu dia sampai memantapkan diri untuk mengikuti keyakinan si gadis. Karena gadis itu dia sudah berani mengambil keputusan yang besar dalam hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Najma Sagara (END)
AcakKarena kekeliruan dalam mengenali presensi tubuh, Najma salah memeluk sembarang orang. Kesalahan itu menjadi alasan garis hidup Najma bersinggungan dengan Anzel, seorang badboy yang mengidap haphephobia. Banyak hal rumit terjadi setelah tragedi itu...