Talk About Us

126 8 2
                                    

Haii aku kembali, sorry baru bisa up.
Kalian masih pada di sini kan?

Happy reading...

_______

"  ... tentang kita." Suara Anzel tercekat di tenggorokan.

"Hanya beberapa pertanyaan saja." Kalimat itu yang akhirnya melunncur dari mulut Anzel. Lalu berjalan ke arah lemari, mengambil dua helai selimut dari dalamnya.

"Jangan terlalu dipikirin," ujarnya sambil menyelimuti tubuh Najma, "Tubuh lo harus sehat biar kita bisa sembuh sama-sama." lanjutnya berbisik. Karena dia lihat mata Najma sudah tertutup, mungkin sudah tertidur.

"Selamat tidur, cantik." ucapnya sebelum kembali ke sofa dan merebahkan tubuh di atasnya.

*****

"Na, gue bawain baju seragam lo," ucap Robin sambil membuka pintu tempat Najma menginap—semalam Robin sudah menghubungi Anzel jadi dia tahu di ruangan mana Najma berada.

"Taruh aja di situ." sahut Anzel.

Robin sedikit terhenyak. Dia mengira kalau yang sedang menyuapi Najma itu perawat bukannya Anzel.

"Ternyata gue kalah lagi," gumam Robin.

Mata Anzel memicing ke arah Robin. Sepertinya barusan dia sedikit mendengar apa yang Robin gumamkan.

"Na, lo yakin mau sekolah?" tanya Robin mematahkan rasa penasaran Anzel, sambil duduk di sebelah kiri Najma. Dia tidak memperdulikan Anzel yang duduk di samping kanan Najma tengah menatap horor ke arahnya.

"Hooh. Minggu depan UTS. Jadi aku harus banyak belajar," jawab Najma lugas.

Robin menautkan alis heran. "Eh lo berdua makan sepiring ...  berdua?!" tanya Robin heboh lebih tepatnya menginterogasi. Dia baru menyadari kalau Anzel juga ikut makan, dari piring yang sama, memakai sendok yang sama. Ya Tuhan apalagi ini?

"Apa yang kalian berdua lakukan? Kalian bukan pasutri?" saking terkejutnya Robin sampai berdiri, menyugar rambut frustasi.

"Emang kenapa? Ini juga bukan yang pertama," jawab Anzel santai. Padahal dalam hati dia salto kesenangan karena melihat reaksi Robin.

"Na, apa yang terjadi selama gue gak ada?" tanya Robin lagi, tapi Najma malah mengulum senyum dan memalingkan muka. Membuat Robin semakin kesal melihatnya.

"Kita juga minum dari gelas yang sama," seru Anzel sambil menunjukkan gelas kosong yang baru saja dia tenggak sisa airnya. Gelas bekas Najma minum.

"Aaaa!!" Raung Robin semakin frustasi.

"Bin jangan berisik. Ini klinik. Kamu kenapa sih Bin?" tanya Najma. Dia heran dengan tingkah Robin yang gak biasanya.

"Serah lo Na. Gue du—eh Na tangan lo kan bengkak, mau gue bantuin?" Tadinya hendak keluar, ia urungkan lantaran teringat Najma belum ganti baju.

"Bantuin apa?" Najma balik bertanya.

"Pakein baju misalnya?" jawab Robin dengan mata melirik Anzel seakan mengatakan 'lo liat aja'.

Najma Sagara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang