"Jisoo, bangun dek, udah pagi," seseorang membuka selimut dan menggoyangkan tangan Jisoo perlahan.
Gadis bernama Jisoo itu membuka matanya untuk menatap jam kecil di atas nakas, "Masih jam enam, kak, yang bener aja," Jisoo kembali menutup matanya.
"Ini hari Senin, Jisoo! Lo harus prepare dari sekarang biar gak telat!" jelas Yoona, kakak Jisoo.
Mereka dua bersaudara, jarak umur mereka tiga tahun, Yoona kuliah semester 4 sedangkan Jisoo kelas 2 SMA, Yoona pandai di berbagai pelajaran sedangkan Jisoo biasa saja, Jisoo pandai melukis sedangkan Yoona tidak sama sekali, Yoona suka yoga sedangkan Jisoo suka basket, Yoona cantik sedangkan Jisoo biasa saja. Begitu pikir ibu mereka.
Terdengar sangat berbeda, namun keduanya selalu bersama.
"Iya, iya, lima menit," racau Jisoo.
"Jangan sampe mama yang bangunin kamu, Ji," peringat Yoona.
"Iya ah, bawel!"
Setelah kepergian kakaknya, Jisoo beranjak dari kasur tanpa menunggu lima menit.
Sekitar 30 menit, jisoo keluar dari kamarnya lalu berjalan ke ruang makan. Di sana sarapan sudah lengkap tetapi kursi masih kosong.
Saat ingin duduk di kursinya, Jisoo melihat kakak dan mamanya turun dari lantai dua sambil berbincang ringan dan entah membahas apa sehingga membuat dua wanita itu tertawa. Jisoo mengalihkan pandangannya dari dua orang itu, ia menatap meja sekilas lalu berjalan pergi, melewati Yoona dan Dara, mamanya.
"Mau kemana kamu Jisoo, sarapan dulu!" tegur Dara.
"Nanti aja di sekolah," balas Jisoo tanpa menoleh.
"Kamu ini emang gak bisa hemat ya, kalo bisa makan di rumah kenapa harus di sekolah?" ketus Dara, wanita parubaya itu berjalan duluan ke meja makan, sedangkan Yoona masih menatap adiknya.
"Beneran gak mau sarapan di rumah, Jisoo?" tanya Yoona lembut.
Kali ini Jisoo menoleh dan membalas dengan baik ucapan kakaknya, "Nggak, kak, gue mau makan sama Soojin."
Setelah saling melempar senyum, Jisoo kembali berjalan keluar lalu masuk ke mobilnya yang sudah standby di depan pintu rumah.
Dari kejadian kecil tadi sudah dapat disimpulkan bahwa Jisoo dan ibunya tidak akrab sama sekali, bahkan salim tangan pun tidak Jisoo lakukan. Di rumah itu, Jisoo hanya akrab dengan kakaknya walau mereka tidak memiliki hobi yang sama. Bagaimana dengan ayah Jisoo? Rumahnya di kantor.
--
Sekarang ini Jisoo berada di kantin bersama kedua sahabatnya usai pelaksanaan upacara.
"Kaki Lo sopan banget, Soo, itu kursi orang jadi lecet," tegur Jisoo pada Soojin yang menaikkan satu kakinya ke kursi. Sebenarnya tidak apa-apa terlebih itu sudah menjadi kebiasaan Soojin, tetapi pemilik kantin sedari tadi menatap Soojin tajam.
Soojin yang mengerti maksud teguran Jisoo, lantas menurunkan kakinya perlahan.
"Jisoo, nanti nginap di rumah aku yuk, aku sama Soojin abis beli PS baru loh," ujar Bona.
"Mau sih, Na, tapi keknya nanti bokap aku pulang," balas Jisoo dengan menyamakan aksen bicaranya. Jika dengan Bona memakai aksen lemah lembut, tapi kalau Soojin pakai aksen biasa.
"Yah, padahal aku udah beli buat kita main bertiga," lirih Bona sedih.
"Gak pa-pa, lain kali bisa," timpal Soojin seraya menepuk pelan pundak Bona yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely \ Vsoo
FanfictionOn Going Kisah gadis yang berpura-pura tangguh, padahal dibaliknya menyimpan banyak kesedihan. Dihadapkan dengan lelaki yang ingin sekali jika gadis itu menjadi pacarnya. Yang awalnya sang gadis merasa risih dan tertekan, perlahan berubah menjadi n...