Happy Reading!
☀️
Jisoo membuka pintu rumahnya sesaat setelah Taehyung bersama motornya, menghilang dari pandangannya. Jisoo melihat ayahnya sedang duduk di sofa, menatapnya datar. Jisoo acuh, ia menutup pintu lalu berjalan ke kamarnya.
"Dari mana, Jisoo?"
Jisoo berhenti melangkah, "Dari nge-date," jawabnya tanpa menoleh. Biar saja ia dicap kurang sopan pada orang tuanya sendiri. Jisoo sudah muak dengan mereka berdua.
"Sini, papa mau ngomong sama kamu," ujarnya.
Terpaksa Jisoo berbalik arah. Gadis itu duduk di single sofa di sebelah ayahnya.
"Sejak kapan kamu punya pacar?"
"seminggu lalu, maybe," balasnya ragu. Padahal Jisoo sangat rajin menghitung hari akhir-akhir ini, bahkan sudah menandai tanggal di bulan depan. Namun, ia tiba-tiba saja lupa, ia merasa baru kemarin ia menerima Taehyung, tapi ingatannya menyatakan bahwa sudah seminggu berlalu.
"Jadi karena pacar kamu itu, kamu batal jadi model Tante Nala?"
Jisoo menatap ayahnya tak percaya, "Kok papa jadi salahin aku? Emang papa udah nanya ke mama kenapa aku bisa batal jadi model?"
"Mama bilang, kamu yang batalin gitu aja. Padahal kita sudah sepakat malam itu, Jisoo, kamu sudah sepakat jadi model sementara Tante Nala, kenapa kamu batalin tanpa bilang dulu ke papa? Kamu mau buat papa malu, hah?"
Jisoo menggeleng, "Bukan aku yang batalin, pa, tapi mama! Sebelum marahin aku karena omongan mama, seharusnya papa nanya dulu ke tante Nala, bener nggak aku yang batalin diri! Kita emang udah sepakat, pa, makanya Jisoo gak berani batalin tanpa bilang ke papa dulu! Kenapa papa ngerasa kalo aku bakal ngelakuin itu? Kenapa papa langsung percaya aja sama kata-kata mama tanpa nanya baik-baik ke aku? Mana nuduh-nuduh orang yang gak bersalah lagi. Pacar aku bahkan gak tau aku mau jadi model kemarin."
Amarah Jisoo kembali memuncak padahal sudah diredakan dengan jalan-jalan malam, karena ayahnya kembali membahas perihal model. Parahnya, mama Dara malah mengkambing hitamkan Jisoo yang jelas tidak tahu menahu akan pembatalan tersebut. Jisoo baru tahu belakangan. Jisoo jadi berpikir, dari mana ayahnya tahu, pasti mamanya sudah berbicara terlebih dahulu sebelum ayahnya diberitahu dari pihak Tante Nala yang mana itu adalah informasi valid.
"Bener kata mama, kamu mulai membangkang sama orang tua," timpalnya seraya menatap tajam putri bungsunya.
Jisoo melengos, apa yang bisa diharapkan? Ayahnya membelanya? Jisoo tersenyum pahit, ayahnya hanya akan selalu mendengar perkataan istrinya yang memang ditugaskan mengawasi anak-anak di rumah ataupun diluar, ketika sang suami sedang bekerja. Tidak ada salahnya mendengar perkataan istri, namun letak salah yang memicu kerenggangan hubungan adalah, ucapan istri yang selalu melebih-lebihkan dan memperburuk, serta suami yang tidak ingin mendengar anggapan atau alasan dari pihak lain.
"Kamu bahkan gak dengerin mama kamu yang nyuruh kamu putus sama pacar kamu itu! Itu juga demi kebaikan kamu, Jisoo! Mama nyuruh kamu belajar supaya kamu bisa gapai cita-cita! Dari pada jadi anak pemalas kayak gak ada masa depan! Seharusnya kamu belajar yang rajin di sekolah, bukan malah asik pacaran!" imbuh sang ayah.
Jisoo menatap ayahnya dengan pandangan yang sulit diartikan, sekarang ayahnya bahkan sudah mempermasalahkan soal belajar seperti mamanya. Di mana ayahnya yang dulu, yang menerima dan selalu mendukung Jisoo? Kenapa sekarang ayahnya seperti tidak menyukai hobi Jisoo juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely \ Vsoo
FanfictionOn Going Kisah gadis yang berpura-pura tangguh, padahal dibaliknya menyimpan banyak kesedihan. Dihadapkan dengan lelaki yang ingin sekali jika gadis itu menjadi pacarnya. Yang awalnya sang gadis merasa risih dan tertekan, perlahan berubah menjadi n...