-16

419 49 2
                                    

☀️

"Ngapain Lo duduk di situ?"

"Lagi nunggu."

Yoona mengernyit, menatap adiknya curiga, "Nungguin apa? Kan mama gak pake mobilnya."

"Nggak, nunggu aja, masih terlalu pagi juga," jawab Jisoo.

"Terlalu pagi pala Lo! Ini udah setengah delapan, tiga puluh menit lagi Lo masuk," sergah Yoona. Jisoo hanya tersenyum simpul.

Yoona duduk di kursi dekat Jisoo, mereka hanya terhalang satu meja yang ada di teras rumah mereka ini. Jisoo tak bergeming, matanya terus menatap keluar gerbang.

Yoona memajukan badan serta kepalanya mendekat pada Jisoo sehingga ia menindih meja di tengah tersebut, "Lo lagi nungguin Taehyung, ya?"

Jisoo menoleh seketika, matanya melotot, "Bu-bukan lah, ngapain!"

Yoona kembali memundurkan tubuhnya seraya tersenyum menggoda, "Aaahah, ketahuan Lo! Lagi nungguin Taehyung, 'kan? Ngaku aja, gak usah ngeles!"

"Nggak kok, bukan! Gue lagi nunggu tapi bukan nungguin Taehyung!" seru Jisoo tetap berusaha mengelak.

Ya karena tebakan kakaknya benar, Jisoo sedang menunggu Taehyung sekarang. Kemarin-kemarin Taehyung selalu datang ke rumah berniat menjemputnya, walau Jisoo sudah berangkat lebih dulu karena tahu Taehyung akan menjemputnya.

"Ya terus nungguin siapa? Nungguin Soojin? Sejak kapan Lo minta di jemput gini?"

Jisoo tak menjawab, ia menatap kakaknya yang sedang tersenyum, dengan datar, wajah Yoona terlihat sangat menyebalkan di mata Jisoo sekarang.

"Jadi, kenapa Lo nungguin Taehyung?"

"Panjang ceritanya."

Yoona semakin melebarkan senyumnya, akhirnya adiknya yang punya gengsi dan ego tinggi ini mengaku.

"Ya ceritain aja cerita panjang itu," timpal Yoona.

"Nanti aja, gue udah telat. Keknya dia gak bakal jemput gue lagi, gue juga udah berubah pikiran pen kasih dia kesempatan!"

Jisoo berdiri dan berjalan kesal menuju supir yang sedang nongkrong di dekat gerbang.

"Hah, apa?" beo Yoona.

☀️

"Jisoo kenapa? Kok bad mood?" tanya Bona seraya menoleh ke belakang. Menatap Jisoo yang sedang bermain ponsel dengan wajah yang sangat tidak enak di pandang. Bona jadi takut terkena amukan Jisoo, walau itu adalah hal mustahil.

"Nggak, Bona, kesal aja tadi hampir telat," jawab Jisoo seraya tersenyum sangat manis kepada Bona.

Bona menghela nafas cemberut, "Pasti karna mama Jisoo, 'kan? Udah aku bilang, Jisoo ambil aja motor Bona, di rumah gak terpakai. Itu kan juga aku beli buat Jisoo."

"Nggak, Bona, itu bukan motor aku, aku gak berhak. Lagian kamu masa mau barter lukisan sama motor sih, gak sama nilainya," jelas Jisoo.

"Padahal Jisoo dulu setuju kok."

"Iya setuju ngelukisnya, bukan setuju bayarnya pake motor."

Lovely \ VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang