-33

229 29 2
                                    

Happy reading.

☀️

Setelah bersekolah, Jisoo tidak ke tokonya terlebih dahulu, gadis itu langsung pulang. Ia membawa banyak bukti.

Kemarin malam, setelah kakaknya pergi, Jisoo kembali video call dengan Taehyung. Cowok itu memberitahu bahwa ia sedang mengurus perihal papa Jisoo di apartemen dengan bantuan suruhan pak Morgan. Sekarang Jisoo sudah mengumpulkan banyak bukti untuk diberikan kepada ibunya. Jadilah ia pulang cepat.

Yoona pun sudah menunggunya di rumah.

Namun, ketika memasuki rumahnya, ia melihat Yoona sedang duduk sambil menundukkan kepalanya, di sofa ruang tamu. Dan kakaknya, bersama papa.

Jisoo terkejut, ia melongo menatap papanya yang juga menatapnya tajam. Reflek Jisoo mencengkram kuat map kertas yang ia pegang.

Pak Tristan beranjak dan menghampiri Jisoo membuat Jisoo gelagapan di tempat. Ia mundur perlahan, namun terlambat, pak Tristan berjalan cepat ke arahnya dan merampas map tersebut.

"Coba papa lihat, bukti apa saja yang kalian dapatkan," ujar pak Tristan seraya membuka mapnya.

Yoona mendekat dengan sedikit berlari, ia ingin mengambil kembali map tersebut namun pak Tristan langsung menghindarinya.

"Hm? Banyak juga. Lengkap sekali bukti kalian. Apa kalian mendapat bantuan dari orang kantor? Memangnya kalian mengenal siapa di Qara Company?" Pak Morgan bertanya dengan nada santai.

Kakak adik itu hanya diam, tidak menjawab. Mereka sedang was-was. Dan benar saja, sesuai dugaan mereka. Papa mengeluarkan pemantik rokoknya.

"PAPA!"

"JANGAN!"

Keduanya berseru bersamaan. Namun tak dihiraukan oleh sang papa. Beliau tetap mengarahkan pemantik yang sudah menyala ke map berisi bukti. Tanpa terelakkan lagi, map tersebut sudah terbakar oleh api. Pak Tristan menjatuhkan map setelah terbakar setengahnya. Jisoo berjongkok untuk memadamkan api dengan cara menepuk-nepuknya dengan tangan kosong.

Yoona menunduk, lama memperhatikan Jisoo. Kemudian ia kembali menatap papanya dengan tajam penuh kekecewaan.

"Papa kok tega banget sih sama mama? Kalo mama buat salah, ya harusnya kalian bicarakan baik-baik berdua! Papa seharusnya juga sadar kalo papa udah punya anak umur 20 tahun, papa udah tua, gak semestinya melakukan perselingkuhan!" seru Yoona, amarahnya membludak.

"Selama ini mama selalu nurutin papa, mama gak nuntut apa-apa. Papa suruh ini itu, mama pasti langsung lakuin, papa larang ini itu, mama pasti gak langgar, papa kasih ini itu juga mama terima tanpa protes! Mama sesetia itu sama papa!"

Hal yang membuat Jisoo dan Yoona sampai mencari bukti untuk mama adalah karena mereka tahu sikap dan sifat mama Dara terhadap suaminya. Mama Dara sangat mencintai suaminya. Seperti kata Yoona di atas, mama Dara tidak pernah mengatakan tidak atau mengajukan protes pada suaminya, beliau selalu menerima dan melakukan titah dengan baik. Walaupun suka berfoya-foya, namun itu juga perintah dari sang suami untuk menyenangkan suami itu juga. Itu sudah hal yang cukup lumrah.

Walaupun Jisoo tidak akrab dengan mamanya, ia tetap ingin membantu karena jisoo masih menganggap Dara ibunya, Jisoo juga masih punya hati nurani, tidak mungkin ia diam saja melihat orang diselingkuhi, terlebih lagi orang tersebut adalah ibunya sendiri dan pelakunya tentu saja ayahnya sendiri. Jisoo juga sangat tahu bagaimana hubungan orang tuanya yang memang sangat kentara. Mama dara tidak pernah marah di depan suaminya, Yoona dan Jisoo sudah bertahun-tahun tinggal bersama orang tuanya dan tak pernah melihat peristiwa ini. Kadang atau bahkan sering pak Tristan marah, tapi mama Dara tak pernah membalas. Walaupun begitu, kemarahan pak Tristan tak pernah melibatkan tangan, hanya mulut.

Lovely \ VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang