-26

244 34 5
                                    

Hi
It's been a long time since I updated. Sorry for disappearing
And
Happy reading

☀️

Sore ini, setelah pulang sekolah, Taehyung dan Jisoo langsung mengarah ke kantor pak Morgan sesuai perjanjian mereka kemarin malam.

"Tae, papa gue kerja di kantor bokap Lo, tau. Nanti kita cari bokap gue, ya," pinta Jisoo. Dan Taehyung mengangguk saja, ia sudah tahu perihal ini. Kemudian Jisoo kembali bermain ponsel sebelum menyadari sesuatu dan segera menanyakannya kepada Taehyung.

"Tae, gak sekalian ajak mbak Sofia?" tanya Jisoo.

"Emang mbak Sofia siapa?"

"Yang nge-handle toko. Seharusnya dia yang ngurus kalo emang ada yang mau kerja sama dengan toko."

"Pertemuan berikutnya aja, kan pertemuan pertama tanda tangan. Gak mungkin mbak Sofia yang tanda tangan, 'kan? Pasti ujung-ujungnya Lo juga yang harus first meeting."

"Iya juga ya. Yaudah deh. Gue juga udah ngobrol sama Soojin dan Bona, mereka setuju aja."

Taehyung hanya mengangguk menanggapi dengan mata fokus ke depan.

"Tae, besok-besok pake motor aja ke sekolah," celetuk Jisoo kemudian, mengubah topik pembicaraan.

"Gak bisa, Sayang, gue gak punya motor matic," balas Taehyung.

"Nggak harus motor matic kok," ujar Jisoo mulai kesal.

"Harus dong, Sayang, itu motor ternyaman, teraman, dan terjangkau sama kaki Lo. Udah, pake mobil aja, paling aman dah itu, gak panas juga jadinya, 'kan," jelas Taehyung.

Jisoo bersungut, apa kata Taehyung tadi? 'terjangkau sama kaki Lo'? Jisoo menggeram, secara tidak langsung cowok itu mengatainya pendek. Padahal tinggi Jisoo sudah masuk kategori tinggi jika dibandingkan dengan teman seumurannya, namun ia jadi kelihatan pendek kala bersanding dengan Taehyung.

Tak ada respon, Taehyung pun menoleh ke samping dengan ekspresi bingung. Tambah bingung lagi kala melihat raut wajah pacarnya yang sedang cemberut. Apa ia ada salah kata? Atau gadisnya kesal karena keinginannya untuk pakai motor ke sekolah tidak dituruti? Sepertinya opsi kedua lebih masuk akal, pikir Taehyung.

Sampai di tujuan dan selesai memarkirkan mobil, Jisoo langsung keluar tanpa mengatakan apapun.

"Eh?" Taehyung yang melihat gelagat Jisoo, jelas makin bingung, tidak biasanya Jisoo bertingkah seperti itu, atau mungkin ini pertama kalinya. Karena sebelum-sebelumnya, jika Jisoo merasa kesal akan sesuatu, ia akan mengungkapkannya secara gamblang, tidak diam-diam begini.

"Ngambek?" Beo Taehyung lagi.

Tanpa menunggu lama, ia segera menyusul gadisnya.

"Aduh, bisa gawat kalo ngambek beneran. Gimana cara ngebujuknya? Harus minta ke bunda buat beliin motor matic nanti," ujarnya seraya berlari menghampiri Jisoo yang menunggunya di depan pintu masuk.

"Kenapa, Sayang?" Taehyung mencoba bertanya perihal sikap Jisoo tadi.

"Apa?" yang malah dibalas julid oleh Jisoo.

Taehyung kicep, ia menggeleng cepat.

"Ayo masuk," ajak Taehyung seraya menggandeng tangan Jisoo.

"Nggak usah gandeng-gandeng deh! Males banget jalan di samping orang tinggi kek Lo!" sungut Jisoo. Walau sudah julid begitu, Jisoo tidak melepas gandengan tangan Taehyung sedikitpun, ia hanya mundur sedikit agar tidak berjalan tepat di samping Taehyung.

Taehyung menoleh, menatap Jisoo heran, ia mencoba menarik tangan Jisoo agar maju ke depan dan berjalan di sampingnya, namun Jisoo menahan diri. Taehyung tak ingin menarik dengan keras, takut akan menyakiti tangan gadisnya.

Lovely \ VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang