Pada sudut ruang temaram, alunan harmoni gelas-gelas kaca saling bergesekan menyapa, memanjakan panca indera. Saling bersahut-sahutan, bak pertunjukan megah suatu orkestra.
Mencipta, sensasi paling menggoda, penghilang dahaga. Pria berdasi kupu-kupu di balik meja bartender, menjadi aktor utama. Kurva dalam terlihat elok tatkala bibir menarik segaris senyum.
Tampan, tentu saja. Bagian itu tidak perlu diragukan. Siapa yang tak kenal 𝙍𝙞𝙘𝙠𝙮 𝙎𝙝𝙚𝙣? Bartender paling handal sejagat Distrik Gangnam.
Keahliannya dalam meramu alkohol membuat citra serta popularitas menghampiri tanpa susah payah dicari. Dalam kurun waktu singkat, namanya meroket pesat. Mengantarkan Ricky masuk ke dalam jajaran bartender paling diperhitungkan yang diincar banyak kalangan hedonis.
Bahkan, pada satu momentum, pemilik bar ternama di Paris pernah menghubungi Ricky secara pribadi. Dia rela menempuh jarak antar negara demi merekrut Ricky menjadi salah-satu kuda hitamnya.
Namun, ditolak mentah-mentah dengan alasan tak masuk akal. Dibalik paras yang agung, tersimpan segunung keangkuhan yang mengukung. Itu adalah definisi singkat Ricky Shen yang namanya begitu melanglang buana.
‘𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘰𝘮𝘣𝘰𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘯𝘨𝘶𝘪𝘴𝘵𝘪𝘬-𝘬𝘶. 𝘋𝘪𝘵𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘧𝘵𝘢𝘳 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢𝘪 𝘦𝘯𝘢𝘮 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘪, 𝘑𝘦𝘳𝘮𝘢𝘯, 𝘔𝘢𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯, 𝘒𝘰𝘳𝘦𝘢, 𝘐𝘯𝘨𝘨𝘳𝘪𝘴, 𝘒𝘢𝘯𝘵𝘰𝘯𝘪𝘴, 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘑𝘦𝘱𝘢𝘯𝘨.’ katanya kala itu. Jangan heran, sombong adalah nama tengah Ricky.
Tetapi lebih dari itu, bukan sebatas tampan dan ahli, kepribadian yang bersahabat dan sederhana menjadi poin utama. Siapa pun yang sudah terlanjur masuk ke dalam perangkap pesonanya yang mengugah, jangan harap bisa terbebas dengan mudah.
Untuk kali pertama, dasi kupu-kupu dan celemek khusus terlihat sangat cocok di badan tegap seorang pria. Hanya Ricky yang mampu menjadikan kedua benda itu menjadi aksesori mewah.
𝙆𝙖𝙣𝙜 𝙅𝙤𝙖𝙣𝙣𝙖 terpengarah untuk kesekian kali, mungkin. Terutama ketika si bintang utama memutar badan, menyajikan segelas vodka berjenis absolut di hadapannya. Jari lentik pria itu menjentik dua batu es berbentuk dadu sebagai sentuhan akhir.
