Han Yujin - Prioritas

92 20 2
                                    

𝐏 𝐑 𝐈 𝐎 𝐑 𝐈 𝐓 𝐀 𝐒

𝐏 𝐑 𝐈 𝐎 𝐑 𝐈 𝐓 𝐀 𝐒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟏. 𝐒𝐄𝐒𝐔𝐀𝐓𝐔 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐆𝐀𝐍𝐉𝐀𝐋

𝟐:𝟏𝟏 ━━❍───── 𝟒:𝟐𝟑
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻

Ada fase di mana 𝙎𝙝𝙚𝙣 𝙔𝙪𝙞𝙣𝙖 merasa kurang miliki antusias atas segala rentetan peristiwa yang sehari-hari dia jalani—repetitif, berulang-ulang. Semua terasa membosankan, penuh kekosongan, monokrom, stagnan, merta tidak ada satu hal pun yang bisa dia jadikan sebagai bahan pengandaian. Sekadar menginterpretasi betapa berisiknya dersik dalam benak yang terus dijalari perasaan muak saja Yuina tidak mampu.

Hormon dopamin tidak lagi bekerja sesuai fungsi bahkan ketika Yuina mengonsumsi cokelat serta es krim (yang digadang-gadang bisa memperbaiki serta meningkatkan suasana hati) dalam jumlah besar. Yang ada, dia malah merasa tersiksa sebab rasa ngilu teramat menyiksa pada gigi dan gusi yang berada pada tingkat tidak bisa lagi ditoleransi.

Berimbas, turani kesayangan bulan Juli malas melakukan banyak aktifitas (kecuali berkedip dan bernapas). Termasuk, menyentuh telepon genggam dalam kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Ditambah, 𝘮𝘰𝘰𝘥 tidak mendukung barang sedikit untuk mengotak-atik benda kotak tersebut. Tetapi lebih dari itu, ada sisi lain yang buat Yuina penasaran pula dengan notifikasi apa saja yang masuk selama dia merehatkan data seluler.

Dan ketika karsa lakukan apa yang otak minta, raih benda pemaksudan guna tuntaskan rasa penasaran. Indera langsung disapa suara ribut notifikasi—menumpuk atau bahkan akan meledak. Si pipih yang kini berada pada genggaman tak henti-henti bergetar, ada ratusan pembaharuan yang terus berdatangan. Entah itu dari aplikasi berkirim pesan, aplikasi khusus menonton, atau aplikasi lain yang aktif Yuina gunakan ketika miliki waktu senggang.

Sejenak, dari pembaringan Yuina tatap tetes embun yang mengendap pada permukaan kaca—sisa hujan semalaman suntuk. Titik-titik tirta bening yang terekspos perlahan menguap bersama cahaya bagaskara yang meriak diantara gumpalan sewarna kapas di atas nabastala sana. Aroma musim hujan sudah santer terdengar, petrikor bukan lagi suatu hal langka yang sulit untuk ditemukan. Jejak kabut basah menari-nari, hadirkan sensasi tersendiri.

Yuina tidak tahu pasti, jika ketika kepalanya tengah bersenandika, ada sesuatu dalam atma ikut terhanyut suasana; hati. Belakangan, hadir masalah kompleks yang buatnya selalu betah berlama-lama dalam lamunan tiada arti. Semata-mata, berusaha susun naskah skenario impian sesuai keinginan.

“Lo masih sakit?” Lontar tanya yang keluar dari bilah empunya 𝙆𝙞𝙢 𝙂𝙮𝙪𝙫𝙞𝙣 menjadi distraksi, praktis buat Yuina menolehkan kepala bersama geleng sebagai penyerta.

“Udah mendingan, kapan lo datang?” Diakhiri pertanyaan seraya tubuh perlahan beringsut bangkit dari ranjang. Hampiri si Kim yang entah sejak kapan sudah berdiri menjulang di ambang pintu kamar yang terbuka lebar.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang