Kim Jiwoong - Antara cocok dan pas

264 57 12
                                    


𝐀 𝐍 𝐓 𝐀 𝐑 𝐀   𝐂 𝐎 𝐂 𝐎 𝐊   𝐃 𝐀 𝐍   𝐏 𝐀 𝐒

𝐀 𝐍 𝐓 𝐀 𝐑 𝐀   𝐂 𝐎 𝐂 𝐎 𝐊   𝐃 𝐀 𝐍   𝐏 𝐀 𝐒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟏. 𝐈𝐍𝐒𝐄𝐂𝐔𝐑𝐄

𝟎𝟎:𝟏𝟐 ○━━───── 𝟎𝟑:𝟒𝟓
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻

Akhir-akhir ini, entah mengapa benak 𝙃𝙤𝙣𝙜 𝙅𝙚𝙣𝙖 kerap diliputi berbagai tanya tanpa tajuk cerita. Ada banyak hal mengganjal dalam atma, tetapi tak mampu untuk Jena ungkap lewat lisan mau pun klausa berfrasa. Satu yang pasti, Jena mulai merasa jika hubungannya bersama 𝙆𝙞𝙢 𝙅𝙞𝙬𝙤𝙤𝙣𝙜 tidak seasyik dulu. Monoton. Hampa, tanpa ada varian rasa.


Begitu banyak presepsi janggal yang mengganjal. Tentang sikap Jiwoong yang mendadak acuh tak tahu (padahal dulu dia adalah tipikal yang perhatian mulai dari hal paling kecil), tentang chat yang jarang mendapat timbal-balik sekali pun titik hijau menyala—online. Atau, tentang kesibukan yang kerap kali dijadikan alasan untuk menolak menghabiskan waktu atau sekedar membuat janji temu, melepas rindu.

Seiring berjalannya waktu, sikap cuek Jiwoong itu berhasil mencipta sekat pemisah diantaranya dan Jena. Ada dinding tak kasat mata yang membatasi keduanya, berimbas pada keseimbangan hubungan capai titik renggang—dampak hilang fleksibilitas dalam hal komunikasi layak pasangan kebanyakan. Pula, entah sadar atau tidak, mulai timbul rengat-rengat kecil yang kapan saja bisa retak lalu rusak.

Sedapat mungkin, Jena berusaha paham keadaan, Jiwoong pasti lelah dengan semua pekerjaan ke-osisan. Ditambah, beberapa bulan lagi pemuda Kim itu akan melaksanakan ujian kelulusan.

Adalah puncak paling riskan bagi siswa tahun ajaran akhir seperti Jiwoong yang dituntut untuk melakukan banyak hal dalam waktu tak seberapa lama, tetapi menghasilkan bentuk konstanta nyata.

Sebab, setelah lulus SMA seorang pria mulai langkah pertama untuk memupuk masa depan yang sudah lama dicita-cita. Jadi, agaknya wajar jika Jiwoong bersikap demikian. Dia pasti stres dan butuh ruang untuk dirinya sendiri.

Kendati, melihat sikap Jiwoong yang tak kunjung tunjukkan perubahan signifikansi sebagai afrmasi, Jena menjadi sangsi. Hawa kesayangan bulan lima mulai tersadar akan satu hal, bukan itu pokok permasalahan utama di balik sikap Jiwoong masih sporadis terhadapanya.

Pasti ada alasan lain. Sebagaimana kata pepatah; 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘢𝘴𝘢𝘱, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘰𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪. Dalam gamang, Jena uring-uringan. Berbagai prasangka hilir-mudik dalam kepala. Jena dibuat 𝘰𝘷𝘦𝘳𝘵𝘩𝘪𝘯𝘬𝘪𝘯𝘨 oleh keadaan.

Apakah Jiwoong mulai merasa bosan dengan hubungan mereka berdua?

Apakah dia sudah menemukan tambatan lain yang lebih nyaman dari dirinya?

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang