𝐀 𝐊 𝐇 𝐈 𝐑 𝐂 𝐄 𝐑 𝐈 𝐓 𝐀𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘯𝘬𝘰𝘭𝘪𝘴, 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘯𝘦𝘵𝘳𝘰𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘵𝘳𝘢𝘨𝘪𝘴. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪, 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘑𝘈𝘕𝘊𝘖𝘒 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘮𝘱𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘦𝘮𝘰𝘴𝘪.
𝟎𝟎:𝟏𝟐 ○━━───── 𝟎𝟑:𝟒𝟓
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻Menilik berbagai aspek-yang entah mengapa akhir-akhir ini semua terasa begitu pelik—𝙍𝙪𝙞𝙨𝙝𝙖 𝙎𝙖𝙝𝙖𝙧𝙖 tidak menyangka jika asmaraloka yang terjalin antara ia dan 𝙅𝙞𝙬𝙖𝙩𝙧𝙞𝙨𝙣𝙖 𝙆𝙖𝙧𝙩𝙖𝙡𝙖 bisa sampai pada usia tahun kedua.
Hubungan yang semula berjalan teratur, perlahan menjejak jalur berkelok mundur. Semua yang terjadi tidak sesuai ekspetasi. Hari-hari, Ruisha diterkam gelisah hati. Berjuta tanya—yang sialnya tidak memiliki jawaban pasti terus hilirisasi, berdesak-desakan, memenuhi setiap inci rongga dalam kepala tanpa terkecuali.
Apakah hubungannya bersama Jiwa akan tetap bertahan?
Apakah rencana pernikahan mereka berdua akan berjalan sesuai harapan?
Jiwa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, bukan?
Semua pasti akan baik-baik saja, 'kan?
Entahlah.
Ruisha rasa, jawaban dari semua pertanyaan itu hanyalah kehampaan yang sia-sia. Jiwa tetaplah Jiwa, dia tidak akan (lebih tepatnya tidak ingin) berubah.
Bahkan sekarang, hati Ruisha sudah nyaris goyah. Menaruh kepercayaan kepada Jiwa umpama mengenggam bara pada telapak tangan, semakin dipegang erat, rasa sakit yang ditimbulkan semakin kuat dan menjerat.
Dalam dinginnya dekapan Kamis bergerimis, semesta dengan segala rahasianya kembali memberi Ruisha kejutan. Niat hati mencari udara untuk relaksasi (sekadar menenangkan pikiran yang kini tengah dirundung komplikasi), Ruisha malah disajikan adegan Jiwa bergandengan mesra bersama seorang wanita. Yang tentu, bukan dirinya.
Ironis, ini bukan kali pertama Ruisha menangkap basah Jiwa bermain gila. Dan Ruisha dengan segala keidiotannya, masih tetap berpegang teguh pada prinsip yang kini terdengar amat kelakar; dia pasti akan berubah.
Benarkah?
Pasti?
Kapan tepatnya kalimat 'pasti' itu akan datang?
Buktinya, Jiwa tidak berubah barang sedikit. Malah, dia semakin terang-terangan menunjukkan sikapnya yang mirip bandit!
Pada titik ini, seharusnya Ruisha tersadar. Selama dua tahun belakangan (yang terasa begitu berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya), dia hanya terus membodohi diri dengan doktrin-doktrin penyangkalan tidak masuk akal berlandaskan cinta sentimental.
Kendati, apa yang bisa Ruisha lakukan untuk menyuarakan semua isi kepala dan hatinya yang kini kembali porak-poranda?
Jika pun Ruisha bereaksi atas perselingkuhan ini, memang apa yang akan dia dapatkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fiksi Penggemar❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...