Lee Seunghwan - Something between us

105 32 12
                                    

𝐒 𝐎 𝐌 𝐄 𝐓 𝐇 𝐈 𝐍 𝐆 𝐁 𝐄 𝐄 𝐓 𝐖 𝐄 𝐄 𝐍 𝐔 𝐒

𝐒 𝐎 𝐌 𝐄 𝐓 𝐇 𝐈 𝐍 𝐆  𝐁 𝐄 𝐄 𝐓 𝐖 𝐄 𝐄 𝐍  𝐔 𝐒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝟐:𝟏𝟏 ━━❍───── 𝟒:𝟐𝟑
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻

Apa yang pertama terlintas dalam kepala ketika mengindra sebuah adegan klise seseorang duduk termenung tepat di bawah pohon cendana?

Seperti cerita ikonik dalam komik?

Atau, suguhan picisan dalam novel remaja bertema cinta?

Seperti, 𝘴𝘤𝘦𝘯𝘦 angin sepoi berembus pelan, daun-daun kering berjatuhan, suara kicau burung silih bersahutan, serta serangkaian imajinasi dengan surah diksi sendiri? Begitu?

Agaknya, hal itu agak terlalu berlebihan.

Lumrahnya, tokoh dalam drama atau novel-novel romansa suka berandai-andai atau bersenandika bersama atma.

Andai aku menjadi ini, andai aku menjadi itu, andai bisa begini, atau bisa begitu.

Intinya, ada banyak kata 'andai' yang hanya mampu tersuara dalam kepala tanpa terucap oleh kata.

Tetapi, pepatah mengatakan jika terlalu berandai-andai juga tidak baik untuk kesehatan mental. Setidaknya itu yang 𝙃𝙖𝙣 𝙎𝙖𝙚𝙝𝙬𝙖 pikirkan.

Meski jujur, otaknya terasa begitu ramai melebihi atmosfir sekitar dengan berbagai gambaran acak yang memenuhi setiap ruang dalam benak.

Memasuki jam istirahat, Saehwa memilih duduk termenung di taman belakang alih-alih mengisi perut kosong di kantin atau mengisi otak melompong di perpustakaan.

Tolong garis bawahi, bila perlu stabilo sekalian!

Saehwa itu tidak sama seperti puan kebanyakan yang kesenangan saat mendapat ayat pujian dari pihak tuan.

Camkan!

Percaya atau tidak, Saehwa akan menendang siapa saja yang sudah berani memujinya cantik, menarik, atau bla-bla-bla (merujuk ke makna propaganda).

Entah siapa yang waras, yang jelas baginya itu termasuk tindak pelecehan. Karenanya, Saehwa memilih bersembunyi dari khalayak ramai. Mengasingkan diri adalah opsi terbaik ketimbang menjadi bahan pergunjingan setiap pelosok sekolah.

Baru-baru ini, orang-orang membicarakan potongan rambut baru Saehwa yang agak nyeleneh.

Mereka kompak melempar komentar dengan isi konteks nyaris sama; Saehwa lebih pantas disebut laki-laki ketimbang perempuan.

Lalu berbondong-bondong mengatai Saehwa sebagai penyuka sesama jenis, gadis aneh, bahkan menyuruhnya mengganti kelamin menjadi laki-laki saja-𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘨𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳.

Sialan, bukan?

Jika mereka pikir hawa kesayangan bulan Januari akan peduli, itu sepenuhnya tidak benar. Banyak hal yang tercokol dalam kepala.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang