𝐏 𝐑 𝐈 𝐎 𝐑 𝐈 𝐓 𝐀 𝐒
𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟑. 𝐀𝐋𝐀𝐒𝐀𝐍
𝟐:𝟏𝟏 ━━❍───── 𝟒:𝟐𝟑
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻“Ngapain di sini?” Pertanyaan sengak Yuina adalah ayat sambut. Kendati, ketika tanpa sengaja memproyeksi penampilan Yujin, berangsur rona wajah gadis itu berubah. Meski, masih sama, sulit untuk dideskripsi oleh kata. Tatapannya begitu keruh dan tajam. Menghujam Yujin tanpa ampun.
“Maksud kamu bilang putus itu apa? Aku butuh penjelasan.”
Sejenak, Yuina ambil napas. Menatap lurus kearah pualam empunya Yujin yang senantiasa menuntut jawaban absah darinya.
“Jawabannya udah jelas.” Untuk kali pertama, Yujin menyaksikan Yuina enggan menatapnya lebih lama. Dia berpaling.
Hela napas kasar. Antapnya seolah berbicara, bersimpuh penuh permohonan. “Yuina, ini udah dua tahun sejak kita jadian. Selama ini, kita enggak pernah terlibat masalah apapun, dan sekarang kamu tiba-tiba minta putus? Aku enggak mau, Yui.” Tendensi lemah, namun penuh penegasan.
Yuina bersedekap dada, dari sela-sela bibirnya menguar tawa hampa. “Dan biarin aku terus-terusan ditinggalin dan ngalah sama Myah? Gitu? Sekali dua kali oke lah, aku maklumin, kalian temen dari kecil, hubungan kalian persis kaya aku sama Gyuvin, tapi ..., ” Ada jeda sejenak. “Ini udah terlalu sering, dan lama-lama aku muak!” Bagai minuman karbonisasi dikocok anarkis, emosi Yuina meledak begitu saja.
Yujin menyaksikan sendiri semua hal yang Gyuvin sampaikan memang benar adanya, sekadar melihat sorot itu. Berkaca-kaca, penuh luka dan rasa sakit tanpa terucap kata. Yujin mendapatkan semua jawabannya di sana. Alasan utama mengapa Yuina ingin mengakhiri hubungan mereka adalah Myah.
Tapi, apa harus dengan kata ‘keramat’ itu?
Tidak bisakah mereka membicarakan ini semua secara baik-baik?
Yujin tidak habis pikir.
Dan apa yang bisa Yujin katakan sekarang, selain, “Aku minta maaf.” Bersama kepala tertunduk.
“Maaf enggak akan merubah apapun yang udah terjadi, Han Yujin.” Wajah pucat itu memancarkan kekecewaan besar, dan Yujin tidak bisa melihatnya secara langsung selain memperhatikan dari pantulan cermin yang berada tak jauh dari posisi mereka. Pada kesempatan itu, Yujin menemukan dirinya hanya sebagai sosok laki-laki bajingan menyedihkan.
Fase dimana Yuina merasakan konstanta mati rasa, tidak tergerak apalagi tergugah melihat kedua mata Yujin berkaca-kaca ketika bersirobok dengan kedua retina miliknya. Dadanya sudah terlalu sering di pecut sakit dan kebas berulang-ulang, dan ketika rasa sakit itu berada di titik paling puncak, Yuina merasa alodinia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfiction❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...