𝐏 𝐑 𝐈 𝐎 𝐑 𝐈 𝐓 𝐀 𝐒
𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟐. 𝐊𝐄𝐒𝐄𝐏𝐀𝐊𝐀𝐓𝐀𝐍 𝐁𝐀𝐓𝐀𝐋
𝟐:𝟏𝟏 ━━❍───── 𝟒:𝟐𝟑
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻Langit Seoul masih diselimuti kabut abu, surya belum nampak rimba atau mungkin, untuk hari ini dia absen sementara. Mengalah pada arak-arakan awan kelabu yang memenuhi setiap ruas cakrawala kota. Angin berembus dingin, hadirkan reaksi menusuk kulit sebab suhu yang berada diambang minus. Di jam-jam krusial itu, Han Yujin merelakan tubuhnya diterkam gigil sekadar menunggu eksistensi sang kekasih di depan rumahnya, lakukan rutinitas harian. Datang menjemput untuk sekadar pergi ke sekolah bersama.
Tunggu ... konotasi yang memuat paragraf kekasih, bukan ‘kah rasanya terasa begitu aneh?
Apalagi, ketika menilik kembali penggal singkat yang Yuina kirim kemarin secara berdampak buat Yujin meragu prihal status yang selama dua tahun belakangan mengikat mereka. Dikata mantan, Yujin sendiri belum menyetujui. Ini baru sepihak. Kendati, dikata masih menjadi sepasang sejoli pun, Yujin merasa skeptis. Semalaman, dia memikirkan ajakan Yuina yang tiba-tiba sampai kepalanya terasa berdenyut, seperti akan pecah detik itu juga.
Hei! Memang siapa yang tidak akan 𝘰𝘷𝘦𝘳𝘵𝘩𝘪𝘯𝘬𝘪𝘯𝘨 jika berada di posisinya saat ini?
Sudah hampir setengah jam Yujin menanti, namun sosok yang dimaksud tak kunjung menunjukkan eksistensi. Apakah gadis itu sudah berangkat? Terlalu malas berlarut-larut dalam tanya tanpa tajuk cerita, Yujin memberanikan diri untuk memastikan secara langsung. Terlepas, dari hubungan yang rasa-rasanya sudah berada diambang jurang.
“Pagi, Tante.” Setelah dua ketukkan pada permukaan pintu jati, Yujin langsung disambut perempuan paruh baya yang tengah menggunakan celemek. Boleh Yujin tebak, dia pasti sedang memasak.
“Eh, Yujin, pagi juga.” Ayat sambut hangat menjadi balasan.
“Yuina-nya ada?” Meminda raut wajah yang lebih tua, Yujin sudah menemukan jawabannya yang nihil tanggapan.
“Dia udah berangkat bareng Kakaknya, katanya ada kelas pagi sekaligus piket.”
Hela napas berat menguar, Yujin paksa bibir untuk menaut kurva, kemudian berpamitan. Tidak lupa ucap kata maaf sebab sudah mengganggu pagi-pagi sekali.
Sejemang, ketika Yujin sepenuhnya sudah tiada nampak, Yuina keluar dari persembunyian.
“Udah pergi, Ma?” Menyembulkan sebagian kepala, melongok dari balik tembok.
Sang Mama berbalik setelah menutup pintu rumah. Mendapat angguk kepala, secara otomatis membuat Yuina dijalari rasa lega. Meski tak berlangsung lama, sebab Mama langsung menghardiknya, “Kalian ini kenapa, coba? Ngapain juga kamu bohong? Kalo berantem, selesaikan secara baik-baik, bukannya kaya gini.” Geleng-geleng kepala, tidak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfiction❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...