𝐋 𝐎 𝐕 𝐄 𝐒 𝐏 𝐄 𝐋 𝐋
𝟎:𝟏𝟐 ━━❍───── 𝟑:𝟒𝟓
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻𝘈𝘥𝘢 𝘔𝘣𝘢𝘩 𝘋𝘶𝘬𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘨𝘰𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘪𝘦𝘯𝘯𝘺𝘢 ....
Telinga 𝙈𝙞𝙡𝙠𝙖 𝘿𝙞𝙣𝙖𝙧𝙖 kontan beri reaksi. Alunan instrumen khas lagu Dangdut mengalun dengan volume keras, bersumber dari kamar 𝙎𝙖𝙩𝙮𝙖 𝙃𝙖𝙗𝙞𝙣𝙖𝙮𝙖 (kakak laki-lakinya), sukses buat Milka terdistraksi dari posisi setengah rebahan menjadi duduk.
“Mas Abin, itu lagu siapa, sih?” Hawa kesayangan bulan tiga berteriak nyaring, tak tanggung-tanggung, suara yang dihasilkan persis seperti kumpulan demonstran unjuk keadilan di depan gedung Parlemen. Rusuh.
“Apaan sih, Dek? Berisik amat!” Satya dengan setelan khas cowok rumahan (baju partai banteng merah plus celana kolor belang-belang) keluar kamar. Menatap si lebih muda yang kini tengah duduk dengan satu kaki terangkat, sedang kaki lain terlipat. Ngangkang. Tidak ada unsur elegan-elegannya sebagai perempuan.
“Itu lagu siapa?” Kali kedua, ulang pertanyaan sama. Undang tatap keheranan dari pemuda yang akrab di sapa Satya, namun orang rumah lebih sering panggil dengan sebutan Abinaya—nama belakangnya.
“Kenapa? Katanya nggak suka lagu dangdut, sukanya Oppa-oppa korengan. Ada angin apa nih nanyain lagu dangdut? Cieee ..., Cieee
....” Mata memang menukik penuh selidik, tetapi tak urung ujung bibir menyeringai. Menggoda.Milka yang sedang asyik menonton drama Korea di televisi sontak labuhkan pandang dengan sorot mata tak suka. “Dih, apaan, sih! Oppa Korea yah, Mas! Bukan Korengan! Lagian, aku cuman nanyain itu lagu siapa bukan berarti aku suka,” jawabnya. Sedikit sewot.
“Halah! Ngaku aja, suka dangdut bukan suatu perbuatan dosa dan hina.” Seraya mendudukkan diri di sofa samping Milka. Diam-diam, comot camilan si bungsu kemudian lahap secepat kilat. Jika sampai ketahuan, pasti akan ada drama adik-kakak bertengkar pagi-pagi buta. Kan tidak lucu.
“Dih, ogah!” Sambil menaikan sudut bibir.
“𝘉𝘢𝘺𝘥𝘦𝘸𝘢𝘺, 𝘣𝘢𝘴𝘸𝘦𝘺, gimana PDKT nya sama Milanta? Lancar?” Satya berhenti korup makanan ringan adiknya. Lebih pilih rebahan dengan mata sedikit terpejam. Nikmati irama musik pemersatu bangsa yang cukup ramah telinga.
Milka kerutkan dahi. Bingung. “Milanta? Siapa?” Kentara bertanya-tanya.
“Itu loh, gebetanmu.” Kemudian, masukkan beberapa potong keripik tempe ke dalam mulut. Itu bukan makanan kepunyaan Milka atau si paling muda di keluarga, jadi tak apa terang-terangan dicomot juga. Tidak akan timbulkan perang saudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfiction❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...