𝐏 𝐑 𝐎 𝐁 𝐋 𝐄 𝐌 𝐀 𝐈 𝐃 𝐎 𝐋 𝐀
𝟎𝟎:𝟏𝟐 ○━━───── 𝟎𝟑:𝟒𝟓
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻Hujan musim semi, merintik tipis dengan suhu nyaris mencapai minus. Partikel embun basahi tiap ruas jendela kaca dengan bintik yang bahkan sekilas nampak tak kasat mata—tetapi mau mengindera dari sudut pandang mana, embun itu jelas tertera sekali pun berada dalam ruang minim cahaya.
Suara konstan telepon tersambung, mengikis sedikit eksistensi hening bersama dengan cahaya redup lampu ruang. 𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙕𝙞𝙝𝙖𝙤 memikirkan berbagai hal rancu yang tetiba tercokol dalam kepala, yang berisiknya melebihi para demonstran pengujuk rasa.
Kedua kaki saling bertumpu serta jemari tangan genggam gelas americano, yang mulai meninggal bekas kulacino.
“𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘡𝘪𝘩𝘢𝘰.”
Bibir mendadak kering tepat saat suara kecil tetapi merdu itu menyapa perinci rongga telinga. Gerak perlahan, Zihao bilas bagian gersang itu menggunakan ujung lidah yang basah. Ponsel yang telah berhenti mengeluarkan suara, kemudian ia raih dengan perasaan gugup yang tak terkira.
𝘒𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩.
Dua opsi yang terus hilirisasi dalam benak Zihao saat ini. Ia bingung, tetap melangkah? Atau, memilih menyerah?
“Halo, 𝙎𝙤𝙣𝙜 𝙔𝙞𝙝𝙖𝙣 𝘑𝘪𝘦𝘫𝘪𝘦.” Kembali disergap gugup, bibir Zihao lolos merutuk. Getar dalam suara mungkin terdengar jelas hingga ke sebrang sana, sebab ada kekeh kecil yang menyapa indera.
“𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘞𝘢𝘯𝘨, 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶? 𝘛𝘶𝘮𝘣𝘦𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘭𝘦𝘱𝘰𝘯 𝘴𝘰𝘳𝘦-𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪. 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘥𝘸𝘢𝘭𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨, 𝘢𝘵𝘢𝘶 .... ” Ada jeda sebagai spasi kata selanjutnya. “𝘚𝘦𝘣𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘪𝘴𝘦𝘯𝘨?”
“Tidak, jadwalku padat seperti biasa. Aku rindu, tanpa embel-embel iseng lagi.” Diakhir kalimat, Zihao tertawa canggung. Beruntung, wajah merona setara biji saga tidak akan sampai terindera oleh sang lawan bicara. Mungkin. “Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku sangat-sangat merindukanmu?” lanjutnya, setelah berhasil mengontrol hawa panas pada air muka.
Dari tempat bersebrangan yang terhalang jarak tak seberapa jauh, kekeh kecil tercipta. “𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘞𝘢𝘯𝘨 𝘡𝘪𝘩𝘢𝘰? 𝘚𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘣𝘶𝘤𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘩𝘰𝘣𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘧𝘢𝘯𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘷𝘢𝘨𝘦 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘥𝘰𝘴𝘢, 𝘪𝘵𝘶? 𝘠𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯! 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵 𝘳𝘰𝘮𝘢𝘯𝘵𝘪𝘴 𝘵𝘪𝘱𝘪𝘴-𝘵𝘪𝘱𝘪𝘴.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfiction❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...