𝐔 𝐓 𝐀 𝐒 𝐏 𝐄 𝐌 𝐁 𝐀 𝐓 𝐀 𝐒
𝟐:𝟏𝟏 ━━❍───── 𝟒:𝟐𝟑
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻
Di penghujung tahun, musim panas sudah berakhir tanpa jejak. Berangsur cakrawala akan terus disapa warna kelabu untuk beberapa waktu sesuai siklus iklim tahunan. Sisa gersang kemarau pergi, berganti lembab suhu diekor aroma petrikor.Mungkin, bagi sebagian orang hujan itu pembawa berkah yang mana limpah airnya mampu menghidupkan kembali kering lahan atau, sesederhana rumput menghijau usai terinjak lalu-lalang.
Tetapi juga, selalu hadir yang namanya pro-kontra, dimana sebagiannya lagi menggerutu utara rasa kesal ketika dihadapkan pada situasi menyebalkan, lupa membawa payung atau jas sebab ceroboh seraya mengumpat jalanan becek tak berdosa dengan segala serapah.
Dan 𝙆𝙞𝙢 𝙂𝙮𝙪𝙫𝙞𝙣 masuk dalam golongan kedua. Terlihat dari tingkah congkak menyumpahi langit yang tak menahu apa-apa, disalah secara sembarang sebagai biang kerok rusaknya acara yang dipunya. Gyuvin hanya tidak terima, hampir sebulan atur wacana kencan buta, tetapi dihari H malah terjadi pembatalan secara tiba-tiba. Hasil kerja kerasnya rayu Yujin guna pinjam baju bagus kini berakhir sia-sia.
“Woy, lo Gyuvin! Gosong disambar petir baru tahu rasa.” 𝙍𝙞𝙘𝙠𝙮 𝙎𝙝𝙚𝙣 benar-benar muak dengar keluh pemuda jangkung itu. Telinga terasa pengang dan berdenging, mengganggu pendengaran. Maka, sebagai penyalur kekesalan Ricky sengaja taruh bungkus makanan ringan kosong ke dalam tas Gyuvin. Sesuai slogan, “𝘉𝘶𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢”. Lagipula, ini hanya sekadar pembatalan kencan biasa, dilain waktu masih bisa atur kembali rencana, tidak perlu sampai sedramatisasi itu. Pada dasarnya, Kim Gyuvin memang suka sekali menanggapi sesuatu secara berlebihan.
“Singkirkan tangan kotormu, wahai kisanak tengik!” Rupanya, Gyuvin orang yang cukup tanggap. Padahal, Ricky sepelan mungkin buka resleting tas si Kim. Tetapi, aksinya ketahuan. Baru juga dua plastik yang masuk, rencananya sudah terkuak.
Decak hadir bersama nyinyir. “Ck! Kaya yang bersih aja, lo tuh abis kencing jarang cuci tangan, langsung nyomot makanan!”
“Moncong 𝘺𝘰𝘶!” Gyuvin melotot tidak terima, meski pada nyatanya memang iya. Terkadang, dia juga lupa habis mengupil malah mencolek makanan menggunakan jari bekas mengorek-ngorek harta karun.
“Apa? Emang kenyataannya kaya gitu. Lo tuh, definisi manusia enggak bersyukur! Panas, ngeluh, hujan juga ngeluh. Belum aja Tuhan turunin hujan air panas!”
“Bacot!” Ketika kalah debat, jalan ninja Gyuvin adalah memukul pantat. Siapa saja, tanpa kecuali, dan Ricky selalu jadi sasaran paling empuk.
“Kisanak adalah makhluk terlaknat di bumi ini, bokong tak berdosaku tega-teganya kau nodai.” Pasang wajah teraniaya. Sulut kejahilan Gyuvin semakin membara, tetapi sebelum hal itu terjadi, Ricky sudah siapkan antisipasi. Piting kepala si lebih muda (meski teknisnya hanya terpaut beberapa bulan saja) balas dengan serangan jauh lebih brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfiction❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...