Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟑. 𝐑𝐔𝐌𝐏𝐀𝐍𝐆
𝟎:𝟏𝟐 ━━❍───── 𝟑:𝟒𝟓 ⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻
“Aku permisi sebentar.”
Tak kuasa hadapi berbagai prahara dalam diri. Hiyan putuskan pergi dengan izin ke toilet sebagai alibi.
Entah mengapa, dada kembali di invasi sesak begitu tak sengaja bersirobok pandang dengan Jeonghyun. Ada suatu anomali yang tak mampu Hiyan jabar melalui diksi. Sebab, yang terasa hanya nyeri.
Saat ini, yang Hiyan butuhkan hanya pasokan udara untuk buat tenggorokan kembali lega. Atau, tenangkan kondisi hati yang tak bisa diajak kompromi karena pertemuan ini.
Belum sampai area toilet, air mata dahului langkah daksa, terlanjur menitik begitu saja. Padahal, sudah berulang kali Hiyan ingatkan diri sendiri. Ia tidak boleh tunjukkan gelagat kentara. Semua orang bisa curiga.
Semua yang pernah terjadi antara Hiyan dan si pemuda Lee hanya sebatas bongkahan ingatan masa lalu. Faktanya, ia dan Jeonghyun tidak ditakdirkan untuk merajut cerita, sebatas bingkai kerangka tanpa naskah atau rencana.
Mendekati bilik paling ujung, Hiyan merasa ada sebuah tarikan kuat dari arah belakang. Sukses buat tubuh berputar cepat. Takhayal, kedua netra melebar dengan bukaan maksimal begitu temukan sosok ....
“Jeong—”
Kedua bilah bibir itu bertemu dalam satu waktu, timbulkan sensasi candu tetapi terlampau tabu. Perasaan hangat berdebur. Hadirkan sebuah debar tak terhindar, menjalar.
“Tidak!”
Hiyan jadi orang pertama yang lepaskan tautan, impulsif dorong tubuh jangkung Jeonghyun menjauh dari jangkauan. “Hentikan, Lee Jeonghyun. Ini salah!”
Mendengar itu, rahang Jeonghyun mengeras. Netranya menatap nyalang ke arah Hiyan yang kini palingkan pandang.
“Aku tahu, kau masih mencintaiku, Kang Hiyan! Kau tidak bisa terus denial soal perasaanmu kepadaku. Dari gelagatmu, sikapmu, gaya bicaramu, semua terlihat jelas. Kau masih ingin bersamaku!” Tendensi suara meninggi.
Cinta?
Untuk beberapa saat, Hiyan pejamkan mata lantas tertawa. Kenapa baru sekarang Jeonghyun bahas soal cinta? Apa dia sudah lupa dengan ucapannya tadi? Tentang kebahagiaan, pertunangan, semua itu masih lekat dalam ingatan.
