𝐋 𝐈 𝐓 𝐓 𝐋 𝐄 𝐁 𝐀 𝐃 𝐁 𝐎 𝐘𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟐. 𝐖𝐇𝐘 𝐇𝐈𝐌?
𝟎𝟎:𝟏𝟐 ━━◯───── 𝟎𝟑:𝟒𝟓
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻Tepat ketika jarum jam bernotasi pada angka sembilan pas, bell istirahat berdering, timbul bunyi nyaring.
Tak butuh waktu lama, para penghuni kelas sudah tiada rimba, hilang entah kemana. Bak ditelan bumi, kemudian berteloportasi bagai adegan ikonik dalam film-film fiksi.
Sebagai sesama siswa, aku sudah tidak mau heran lagi dengan kegesitan mereka yang setara dengan para pembalap mobil F1.
Toh, itu wajar. Setelah dibuat pusing tujuh keliling hingga nyaris idap penyakit darting (oleh sebab pelajaran yang rumpang, utama matematika dan sejarah), lalu dalam kondisi krisis terdengar suara panggilan penyelamat. Tentu, tidak akan ada seorang pun yang tidak ucap syukur dengan khidmat.
Termasuk aku.
Matematika dan sejarah adalah musuh bebuyutanku sejak lama. Selain lemah dalam hal hitung menghitung, aku juga mudah bosan ketika mempelajari hal-hal yang dominan dengan membaca dan menghafal.
Ada yang sama?
Sebelum waktu singkat ini tergerus tanpa sadar, cepat-cepat aku rapikan semua alat tulis ke dalam tas. Kemudian beranjak keluar dari kelas.
Sungguh, cacing kremi dalam perut sudah berdemo, minta diisi. Aku ingin segera menyusul 𝙇𝙚𝙚 𝙎𝙚𝙤 dan 𝙏𝙤𝙮𝙤𝙣𝙖𝙜𝙖 𝙏𝙖𝙠𝙪𝙩𝙤—dua teman tak berakhlak minus solidaritas yang sudah ngacir duluan tanpa mau menunggu dengan alasan malas antri.
Saat tengah sibuk bereskan alat tulis, tak sengaja ekor mata menilik ke arah samping begitu dirasa ada siluet seorang berproporsi tinggi berdiri di sana.
Dongakkan kepala. Walau dengan raut wajah netral, aku tidak bisa sembunyikan ekspresi terkejut begitu menemukan sosok Han Yujin.
Iya, Han Yujin yang itu!
Yang sempat aku bicarakan diam-diam tadi pagi.
Demi semesta dengan segala isinya, bulu kuduk mendadak bergidik tatkala lihat wajah Yujin dipenuhi luka sobek dan lebam. Dan kutebak, luka itu adalah buah dari adu jotos tadi pagi.
Biar sedikit ku jabarkan gambaran keadaan Yujin sekarang. Di area pelipis terdapat luka sobek basah yang masih mengeluarkan darah, tak luput sudut bibir ikut terjamah. Bedanya, sudah tidak mengeluarkan cairan merah.
Tak hanya itu, di area lain juga terdapat luka lebam yang tak terhitung jumlahnya. Sukses membuatku meringis. Pasti sakit.
𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 𝘕𝘢 𝘠𝘶𝘳𝘪𝘯! 𝘉𝘰𝘥𝘰𝘩! 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵, 𝘱𝘢𝘬𝘦 𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢! Meretuk dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfic❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...