𝐈 𝐅 𝐘 𝐎 𝐔
𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟐. 𝐌𝐀𝐈𝐍 𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍
𝟎:𝟏𝟐 ━━❍───── 𝟑:𝟒𝟓
⇆ㅤㅤ◁ㅤ❚❚ㅤ▷ㅤㅤ↻Pertemuan terselenggara sesuai wacana. Bertempat di rumah makan biasa, di sana keempatnya sepakat janji bersua.
Bukan rahasia umum jika Hanbin dan Jeonghyun sejak dulu di kenal sebagai sepasang sahabat lama tak lekang masa.
Sementara, baik Hiyan atau Hana, keduanya tak lebih-kurang hanya sebatas sosok asing yang menyelinap masuk ke dalam lingkup kehidupan pribadi dua pria tadi.
Dan khusus hari ini, mereka berada dalam lingkaran sama—dengan kecamukan perasaan berbeda-beda tentunya.
“Aku turut bahagia atas kabar pertunangan kalian berdua.” Hanbin menjadi orang pertama yang angkat sloki 𝘞𝘩𝘪𝘴𝘬𝘦𝘺 ke udara, diikuti dua sloki lain menyusul setelahnya.
Hiyan adalah eksepsi, perempuan kesayangan bulan lima enggan angkat botol soda. Ditambah, ia memang bukan penggemar minuman beralkohol seperti mereka. Tak ikut bergabung pun, tak apa.
Menurut indera perasa Hiyan, minuman permentasi tak senikmat yang di sangka. Pahit, panas, pula tinggalkan kesan tak ramah di tenggorokan.
“Semoga bahagia selamanya,” timpal Hana tersenyum terang. Seolah, dia adalah satu-satunya hawa berbahagia di dunia.
Hiyan iri? Tidak! Hanya—entahlah. Sukar dijabar nalar.
Jeonghyun tertawa. Hal sama dilakukan Hiyan pula, tetapi hanya sebatas senyum simpul yang terkesan dipaksa. Kendati demikian, mulut terkunci rapat sekadar utarakan kalimat manis sebagai bentuk ucapan selamat kepada dua sejoli yang kini tengah bereuforia. Seperti tak rela.
“Kau tidak memberikannya?” Hanbin menyenggol bahu Hiyan, hingga buat wanita itu tersadar. Kemudian mengerjap.
“Ah, benar. Maafkan aku.” Lagi, senyum palsu itu kembali terpatri. Tidak bisakah Hiyan kuasai diri? Dia terlalu mencolok saat ini.
Kompak, Jeonghyun serta Hana terlihat mengernyit begitu si Taurus sibuk buka tas, mencari-cari sesuatu dari dalam sana.
“Ini.” Sebuah kado berbentuk kotak kecil Hiyan berikan, masih dengan aksen senyum bohongan.
Sungguh, andai kata Kang Hiyan punyai niat atau ketertarikan dalam dunia seni peran. Ketika casting pertama berlangsung, baru beberapa detik unjuk bakat di depan sutradara, dia sudah pasti di depak keluar gedung. Aktingnya benaran sangar buruk. Amatiran.
Hana lekas terima dengan gembira lantas berkata, “Seharusnya kalian tidak perlu repot-repot membelikan kado untuk kami berdua.” Seiring ia buka kado, tak sabaran.
“Ini ....” Hawa itu melirik Jeonghyun yang menaikan sebelah alis (penasaran), kemudian kembali melanjutkan, “Kado ini terlalu mahal.”
Mendengar itu, Hanbin menarik kurva. Genggam tangan Hiyan seraya berkata, “Sejujurnya, kado itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan hal-hal yang sudah dilakukan Jeonghyun selama ini. Bagiku, dia akan selalu jadi sahabat terbaikku,” tutur Hanbin tanpa beban-- terlihat tulus. Benarkah demikian?
Sementara, Hiyan sekadar menunduk, tersenyum lirih. Tatap kosong ujung 𝘧𝘭𝘢𝘵𝘴𝘩𝘰𝘦𝘴 yang dipakai. Perasaannya kini bergemuruh riuh, dan itu bukan pertanda baik.
Seharusnya, ini hari yang membahagiakan bukan? Akan tetapi, tetap saja sulit bagi Hiyan untuk bersandiwara lebih lama. Terlalu berat dan melelahkan atma.
“Cincin itu, aku dan Hiyan yang mendesain sendiri. Bukan begitu, Sayang?” Kemudian, rangkul bahu sempit Hiyan. Tak luput, buat Hiyan gelagapan. Lalu mengangguk, mengiyakan.
Diam-diam, Jeonghyun serta Hana meminda pasangan di hadapan yang terlihat serasi dengan sorot mata berbeda. Utama, si pria Lee, dia cukup peka situasi. Hiyan tidak terlihat secerah kelihatan, ada yang berusaha gadis itu sembunyikan.
“Terima kasih, Hanbin, Hiyan. Semoga kita semua yang berkumpul di sini, bisa terus bahagia hingga hari nanti.” Suara berat Jeonghyun sontak buat leher Hiyan menegak.
Di akhir kalimat, Jeonghyun tarik senyum lebar. Tepuk bahu Hanbin sebagai bentuk ungkapan euphoria. Tawanya juga terdengar lepas.
Tetapi, Hiyan merasa ada yang ganjil dari binar mata Jeonghyun yang seolah katakan sebaliknya. Apakah ayat bahagia yang dia ucap barusan itu benaran tulus? Atau, hanya sekadar formalitas berkedok modus?
“Aku semakin tidak sabar menunggu hari itu tiba.” Hana bergelayut manja. Antapnya seolah pertegas pada dunia, jika Jeonghyun hanya miliknya. Tiada seorang pun hawa yang bisa klaim dia. Hana utuh, dan Jeonghyun adalah elemen tak dapat disentuh.
“Aku permisi sebentar.” Hanya untuk hentikan pemandangan yang enggan dia saksikan lebih lama. Hiyan tak kuasa.
𝐁 𝐄 𝐑 𝐒 𝐀 𝐌 𝐁 𝐔 𝐍 𝐆
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐖𝐀𝐂𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐒𝐀 (𝘉𝘰𝘺𝘴 𝘗𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)
Fanfiction❛❛𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢. 𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘸𝘢𝘤𝘢 �...