05. BLACK WOLF

5.9K 160 4
                                        

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Hap.

BRUK!

Seseorang berhasil mencekal tangan Serra, dengan tubuhnya yang di tarik paksa untuk masuk ke dalam gudang.

Serra merasakan punggungnya sedikit sakit, ketika menubruk dinding dengan mulut yang di bekap oleh tangan kekar milik Arion.

"Jangan coba-coba teriak!" Gadis itu mengangguk patuh.

Arion pun menurunkan tangannya. Lalu laki-laki itu melangkah ke arah sofa yang sudah usang, dan mendudukkan tubuhnya di sana. Mata Arion menatap kembali gadis culun di hadapannya yang tengah menunduk, takut?

"Udah tau kan, apa kesalahan lo?" tanya Arion sambil menatap tajam gadis itu.

Serra mengangguk kikuk. "I–iya." Dia pikir, laki-laki itu sudah melupakan kejadian kemarin, namun nyatanya? tidak sama sekali.

"Kalo lagi ngomong sama orang itu di tatap matanya!"

Gadis itu sedikit tersentak. Secara perlahan, Serra mendongakkan kepalanya untuk menatap mata Arion. "Iya," ucapnya pelan.

"A–aku mau minta maaf soal kemarin, aku bener-bener gak se—"

"Siapa yang nyuruh lo ngomong?" Gadis itu diam.

"Gue gak akan maafin lo, sebelum lo pilih salah satu dari dua permintaan gue," kata Arion.

"Permintaan apa?" tanya Serra bingung.

"Puasin gue selama satu jam, atau jadi babu gue selama sebulan ke depan, tanpa adanya penolakan."

Gadis itu membelalakkan kedua matanya setelah mendengar permintaan Arion. "Kamu gila ya?!"

"Gue nyuruh lo buat pilih, bukan buat ngatain gue!"

"Aku gak ma—"

"Kalau gitu, lo siap kan bernasib sama kayak cowo tadi?" tanya Arion dengan satu alis yang ia naikkan ke atas.

"Maksud kamu?"

"Lo pura-pura bego apa pura-pura buta?"

Lagi-lagi Serra hanya diam, gadis itu sedang berpikir. Apakah sebaiknya dia mengikuti permintaan Arion dari pada bernasib sama seperti cowo tadi di kantin? Bukan karena Serra takut dengan laki-laki itu, hanya saja, gadis itu tidak ingin menambah masalah lagi.

"Gue kasih waktu 3 detik buat jawab."

"1.. "

"2.. "

"3.. So?"

"Iya aku mau," ucap Serra cepat.

"Mau apa?"

"M–mau jadi babu kamu selama sebulan ke depan."

Laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan. Lalu Arion bangkit dari duduknya, dan melangkah mendekati Serra. Perlahan, mata Arion menatap gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan kembali lagi menatap name tag gadis itu.

"Nama lo Rara doang?"

Serra melirik name tag nya sebentar, sebelum kembali menatap Arion sambil mengangguk pelan. "Iya."

"Gak namanya, gak orangnya, sama-sama cupu!" sarkas Arion, meledek.

Sialan!

Laki-laki itu mengambil handphonenya dari saku celananya, lalu memberikannya kepada Serra.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang