11. SIRKUIT

4.3K 143 19
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Jujur sama kita, kenapa lo bisa berubah penampilan jadi nerd kayak gini?" cecar Milka, ketika mereka sedang duduk di sebuah kedai mini dekat komplek rumah Serra.

"Panjang ceritanya," ucap Serra sambil mengaca untuk melihat wajahnya yang masih terlihat menggelap.

"Justru itu, karena ceritanya panjang, jadi lo harus cerita sama kita," kata Milka.

Serra menghela napas sebentar, lalu meletakkan kaca mininya ke meja, sebelum akhirnya menatap kedua gadis di hadapannya itu. "Gue sengaja jadi cewe nerd kayak gini, karena ada misi yang harus gue tuntasin."

"Dari sebelum lo pindah sekolah, lo sempet bilang gitu ke kita. Sebenernya misi apa sih yang lagi lo jalanin?" tanya Milka penasaran.

Dari ketiga gadis itu, hanya Milka yang paling cerewet di antara mereka, sudah jelas terbukti jika sedari tadi Mora hanya banyak diam mendengar perbincangan mereka. Lebih tepatnya karena pertanyaan-pertanyaan Mora yang sudah di wakilkan oleh Milka.

"Nanti juga lo tau sendiri."

"Gitu aja terus. Lama-lama ngeselin banget sih lo!" Milka ngambek, membuat Mora menggeleng kepala tak habis pikir.

"Diem deh Mil, nanti kalo udah saatnya juga Serra bakal cerita ke kita kok," ucap Mora.

"Mora.. lo gak akan pernah ngerti rasanya punya jiwa kepo yang udah di ujung tanduk," balas Milka malas.

"Lebay banget sih lo."

"Terserah gue lah!"

"Udah-udah gak usah ribut. Gue bakal ceritain ke kalian, tapi gak sekarang, nunggu waktu yang tepat dulu," ucap Serra, mencoba untuk melerai mereka berdua.

"Lo kapan main ke markas lagi? anak-anak pada nyariin lo tuh," tanya Mora, setelah meminum coklat dinginnya.

"Bener kata Mora. Mereka udah kayak anak ayam di tinggal induknya aja," timpal Milka.

"Em.. gimana ya? sebenernya gue juga kangen sih sama mereka, tapi gue ragu buat izin sama Bokap," ungkap Serra.

"Lo lupa kalo masih ada kita?" Serra terkekeh pelan menatap Mora. Hanya mereka berdualah yang berani mengizinkan Serra untuk keluar malam-malam seperti biasanya.

"Nanti malam ada balap motor di sirkuit, mau ikut?"

"Gak mau tau, pokoknya lo harus ikut, titik," ucap Milka penuh paksaan.

"Oke, gue bakal ikut. Tapi izinin ke Bokap dulu."

° ° ° ° °

"Selamat malam Om Marvin suaminya Tante Iren yang paling cantik," sapa Milka kepada Marvin yang tengah duduk di sofa sambil menyeruput teh hangatnya.

Pria paruh baya itu menoleh. "Selamat malam juga Milka cantik dan Mora si jutek," sapa balik Marvin, yang membuat mereka semua di sana tertawa pelan.

"Engga jutek ah, Om," bantah Mora setelah bersalaman kepada kedua orang tua Serra.

"Itu mukanya keliatan jutek gitu," ledek Marvin.

"Ihh, enggak Om, muka aku emang kayak gini tau," balas Mora sedikit cemberut, membuat Marvin dan Iren terkekeh geli.

Wajah Mora itu memang terlihat jutek, apa lagi kedua matanya itu seperti mata elang. Namun begitu, Mora adalah gadis yang baik dan juga asik.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang