Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡° ° ° ° °
"Ini serius ga ada cemilan, gitu? bosen amat."
"Makanan mulu yang lo pikirin. Kita di sini mau bahas strategi, anjing."
"Ya santai lah Dhan, ngamok mulu, PMS lo?" Ardhan memutar bola matanya malas menatap Baron.
"Arion mana sih? lama banget," gerutu Kevin.
Pasalnya, mereka semua sudah berkumpul di markas utama BLACK WOLF, namun ketuanya itu sama sekali belum terlihat.
"Sabar bego, lagi di perjalanan dia," sahut Ardhan.
Hingga tak lama kemudian, seseorang yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Terlihat Arion yang baru saja masuk ke dalam markas, bersama seorang gadis di sampingnya.
"Rara?" Gadis itu tersenyum kikuk menatap Kevin.
"Kok bi—"
Belum sempat Kevin berucap, Arion lebih dulu menarik tangan Serra, dan membawa gadis itu ke sebuah ruangan. Ketika masuk, gadis itu sedikit tercengang, rupanya ruangan itu adalah sebuah kamar bernuansa abu dan hitam dengan penerangan yang minim.
"Tunggu gue di sini, jangan sampai lo keluar sebelum gue dateng!" peringat Arion.
Serra hanya mengangguk menurut, sebelum akhirnya memberikan kantong plastik putih yang sempat dia bawa tadi kepada Arion.
Arion pun menutup pintu itu, lalu meninggalkan Serra sendirian untuk kembali ke ruang tengah, di mana banyak anggotanya yang berkumpul di sana.
"Ar, kok Rara—"
"Gak usah banyak tanya!" Tatapan Arion menajam, membuat Kevin langsung diam.
Arion lalu meletakkan kantong plastik yang di bawanya tadi ke meja bundar yang sedikit besar. Baron yang memang pada dasarnya sudah menebak-nebak isi plastik itu segera membukanya. Ternyata benar, isi plastik itu adalah minuman kaleng dengan beberapa cemilan untuk mereka semua.
"Tau aja kalo gue lagi pengen cemilan. Thanks ya Ar," ucap Baron, setelah mengambil salah satu minuman kaleng yang bersoda.
"Malam ini kita santai, tapi serius," kata Arion, yang setelah itu mendudukkan tubuhnya ke sofa.
"Bi, gimana? udah lo cari tau?" tanya Arion kepada Abian, yang kini tengah sibuk dengan laptopnya.
Arion memang tadi sempat menyuruh Abian untuk mencari informasi penyerangan itu, karena hanya laki-laki itu yang bisa Arion andalkan. Terlebih lagi pekerjaan ini memang sedikit mudah bagi Abian.
"Gue udah cek cctv belakang sekolah. Lo bisa lihat sendiri," ucap Abian, yang meletakkan laptopnya ke meja, untuk memperlihatkannya kepada mereka semua.
Terlihat rekaman cctv itu, yang memperlihatkan beberapa anggota geng motor baru saja datang ke warung Babeh. Seperti yang di katakan Babeh, mereka semua memang menggunakan jaket hitam dan tidak melepaskan helmnya, sehingga membuat mereka kesulitan untuk mengenali mereka-mereka semua.
"Body dia bukan kayak Erland," celetuk Kevin, yang tengah fokus dengan laki-laki yang hanya diam berdiri di warung Babeh. Mereka sangat tau postur tubuh Erland itu seperti apa.
"Ini yang di maksud Enyak bukan sih? Dia pakai tato gambar kupu-kupu," tanya Baron, sambil menunjuk tangan laki-laki yang Kevin maksud.
Pas sekali kameranya menyorot ke arah laki-laki itu, dan beruntungnya juga kamera cctv itu tidak jauh dari jarak warung Babeh. Ada untungnya juga pihak sekolah memberikan cctv itu ke area sana, karena cctv itu memang sempat di gunakan untuk melihat murid-murid bandel yang sedang bolos pelajaran. Namun begitu, mereka tidak pernah takut dengan adanya kamera cctv itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERION
Ficção Adolescente[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] ⚠️DON'T COPY MY STORY PLEASE⚠️ ✧ Happy Reading Everyone ✧ [ Walaupun SERION sudah selesai, tapi aku masih berharap ada notif masuk dari pembaca baru😆 ] . . Nerd, satu kata yang cukup me...