45. TIMEZON

2.6K 108 80
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Setelah berpikir sebentar untuk memberi hukuman kepada Serra, akhirnya Arion memutuskan untuk membawa Serra ke Apartemennya. Laki-laki itu menyuruh Serra untuk membuatkan carbonara untuknya.

"Ini, cobain." Serra datang sembari menyondorkan sepiring carbonara yang baru saja di masaknya. Gadis itu lantas duduk di kursi meja makan, yang berhadapan dengan Arion.

"Gimana? enak?" tanyanya, saat Arion baru saja menelan carbonaranya.

"Kenapa tanya gitu? Bukannya dulu kamu sering masakin aku?"

Serra diam, memandang Arion dengan perasaan yang bersalah. Gadis itu lalu menundukkan kepalanya, sebelum mengatakan hal yang serius kepada Arion.

"Sebenarnya.. aku bohong," cicit Serra, namun masih bisa di dengar oleh Arion karena jarak mereka yang tidak terlalu jauh.

Kedua alis Arion mengkerut. "Bohong? Soal apa?" tanyanya, sambil kembali memakan carbonaranya.

"Waktu itu bukan aku yang masak, tapi aku beli. Aku diem-diem pesen gofood pas kamu gak ada. Aku gak jago masak selain nasi goreng dan makanan yang gampang di masak. Maafin aku ya Arion? aku udah bohongin kamu," ucap Serra, yang tampak menyesali perbuatannya dulu.

Serra semakin meremas ujung roknya, karena Arion tidak juga menjawabnya. Serra berpikir, jika saat ini Arion sedang marah kepadanya.

"Bagus dong." Serra mendongak, menatap Arion tak percaya. Padahal bukan ini jawaban yang sedang Serra bayangkan.

"K–kok bagus? Emang kamu gak marah?"

Arion menggeleng pelan. "Karena makanan yang entah kamu beli atau masak itu sering di cobain sama anak-anak kalo pada main ke sini."

"Untung baru aku yang cobain carbonara bikinan kamu. Coba kalo ada mereka, pasti langsung habis buat rebutan. Masakan kamu yang ini jauh lebih enak di bandingkan beli di luar," puji Arion, yang mampu membuat pipi Serra sedikit memerah.

"Beneran? gak bohong kan?"

"Enggak, sayang."

Serra diam, begitu Arion lagi-lagi memanggilnya dengan kata sayang. Dari kemarin, sikap Arion selalu manis kepadanya, bahkan dari nada bicaranya pun mulai melembut, tidak seperti dulu yang selalu ketus dan kasar kepadanya. Apakah kemarin Arion baru saja mengalami kecelakaan dan membuat beberapa bagian di kepalanya cidera? Serra jadi ragu untuk membawa Arion ke rumah sakit.

° ° ° ° °

"Makasih ya, udah nganterin aku pulang," ucap Serra, setelah turun dari motor dan melepas helmnya.

"Itu mobil siapa?" tanya Arion, begitu tatapan matanya beralih ke halaman rumah Serra.

Serra menoleh, melihat sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya. Detik itu juga, kedua mata Serra membulat. Papa, Mamanya sudah pulang!

"Arion, aku mohon kamu pulang sekarang ya?" pinta Serra, sembari memberikan helmnya kepada Arion.

"Kamu ngusir aku?"

Gadis itu menggeleng cepat. "Bukan gitu maksud aku.. Itu mobil Papa. Mereka baru pulang dari luar kota," kata Serra.

"Ohh.. "

"Arion marah? karena aku gak tawarin duduk dulu?" Kini Serra jadi takut sendiri, karena mendengar respon yang Arion berikan.

"Enggak, aku mau langsung aja, udah di tungguin juga sama anak-anak di markas," ucap Arion lebih lembut. Dia tersadar, jika responnya tadi membuat Serra jadi takut.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang