Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡° ° ° ° °
Serra terdiam, memandangi bingkai foto yang berhasil di bawanya tadi cukup lama. Mereka sudah pulang, dan kini sedang dalam perjalanan untuk kembali ke rumah Serra.
"Jadi selama ini Melisa punya pacar?" tanya Milka, untuk memecah keheningan di mobil.
"Gue rasa iya," jawab Mora.
"Kenapa Melisa gak pernah cerita sama kita ya?" tanya Milka tak mengerti.
"Tapi.. kenapa Melisa mimpiin lo foto itu? Apa ini ada sangkut pautnya sama kematian Melisa?" tanya Mora berpikir.
Serra menoleh, menatap Mora yang kini tengah melirik dirinya lewat kaca mobil di dalam.
Ini yang sedang Serra pikirkan juga. Sebenarnya apa maksud Melisa memimpikannya seperti ini? Apa ini ada hubungannya dengan kematian sahabatnya itu?
"Apa jangan-jangan, Alden yang udah bunuh Melisa?!" tanya Milka dengan mata melotot.
"Jangan asal ngomong," tegur Mora, sambil melirik Milka sebentar.
"Asal gimana sih Mor? Jelas-jelas Melisa datang ke mimpi Serra, dan dia ngelihatin foto pacarnya itu ke Serra. Terus apa coba maksudnya kalo bukan cowo itu yang ngebunuh Melisa?"
"Ser, lo harus cepat bertindak sih sebelum dia kabur. Kalo perlu kita bunuh dia sekalian, biar impas."
"Lo pikir Serra punya bukti yang kuat buat laporin dia ke polisi? Kita juga belum tau pasti, siapa cowo yang ada di foto itu, bisa jadi mereka gak pacaran kan?" kata Mora.
"Udah lah Mil, mending kita diem aja, biar Serra yang cari tau sendiri. Begitu dia minta bantuan, baru kita bantu," imbuh Mora, sekaligus memperingati.
Milka hanya mendenggus pelan sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Sedangkan Serra, gadis itu tampak diam tanpa ada niat melerai perdebatan mereka.
Jika di pikir-pikir, waktu itu Alden mengenalnya lebih dulu di bandingkan dengan dirinya. Apa lagi Alden mengenalnya saat dirinya sedang menyamar sebagai gadis cupu. Apa itu artinya, dulu Melisa sudah memperkenalkan dirinya kepada Alden tanpa dia ketahui?
Besok Serra akan mencari tau kebenarannya.
Drtt.. Drtt.. Drtt..
Bersamaan dengan Serra yang baru saja memasukkan bingkai foto itu ke dalam sling bagnya, suara handphonenya berdering, membuat dirinya dengan cepat mengambil handphone itu.
"Arion?" gumam Serra, setelah melihat siapa nama sang penelpon itu.
"Siapa Ser?" tanya Milka, begitu melihat Serra yang tak juga mengangkat panggilannya.
"Arion," jawab Serra. "Lo pada diem, jangan ada yang berisik," pinta Serra, yang setelah itu menggeser tombol warna hijau pada layarnya.
📞: "Hallo, Arion."
📞: "Lagi di mana?"
📞: "Siapa? Aku?"
📞: "Siapa lagi?"
📞: "A–aku, aku lagi otw pulang ke rumah, tadi habis keluar sebentar sama temen."
Untuk beberapa saat, suara Arion tidak terdengar lagi di telinga Serra. Begitu dirinya ingin berbicara, Arion lebih dulu kembali bersuara.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERION
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] ⚠️DON'T COPY MY STORY PLEASE⚠️ ✧ Happy Reading Everyone ✧ [ Walaupun SERION sudah selesai, tapi aku masih berharap ada notif masuk dari pembaca baru😆 ] . . Nerd, satu kata yang cukup me...