26. BUKU RESEP

2.5K 98 2
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Serra memandang rumah di hadapannya itu dengan bingung. Arion menurunkannya tepat di halaman rumah yang tampak luas dan juga besar. Laki-laki itu turun dari motor setelah membantu Serra melepaskan helm yang di pakainya, lalu meletakkanya di atas tangki motornya.

"Ini rumah kamu?" tanya Serra, yang kini menoleh menatap Arion.

Arion tak menjawab. Laki-laki itu menggenggam tangan Serra, dan membawanya untuk masuk ke dalam rumah besar itu.

"Arion?"

Langkah mereka terhenti di ruang tamu, begitu mendengar suara seseorang yang memanggil nama Arion. Tanpa Arion menoleh pun, dia sudah tau siapa pemilik suara itu. Namun berbeda dengan Serra, yang secara reflek menoleh untuk mencari ke arah sumber suara tersebut.

Terlihat seorang wanita paruh baya, namun masih cukup terlihat cantik itu tengah menuruni anak tangga dengan langkah hati-hati. Wanita itu datang menghampiri mereka sambil tersenyum manis.

"Arion, akhirnya kamu mau pulang juga ke rumah. Bunda—"

"Papa mana?" potong Arion cepat. Tatapannya begitu datar tanpa ekspresi.

"Papa ada di kamar," ucap wanita itu sambil tersenyum tipis. Beliau sudah terbiasa dengan sikap Arion yang seperti ini.

Arion menggenggam kembali tangan Serra untuk membawanya pergi ke kamar Papanya. Namun belum sempat mereka melangkah, Serra melepas genggaman tangannya dari Arion. Gadis itu melangkah mendekati wanita paruh baya tadi, lalu mengecup punggung tangan wanita itu bermaksud untuk bersalaman.

"Saya Rara, Tante. Temennya Arion." Bagaimana juga, Serra masih memiliki etika dan sopan santun. Dia tidak mungkin melewati wanita itu begitu saja yang jelas-jelas adalah Bunda Arion.

Wanita itu tersenyum manis menatap Serra, lalu mengelus pundak gadis itu. "Saya Rike, Bunda Arion."

Serra bahkan tak menyangka, jika Arion akan membawanya ke rumah laki-laki itu. Beruntungnya Serra cepat peka begitu wanita itu tadi menyebutkan dirinya Bunda. Jika tidak, sudah pasti Rike akan menilai dirinya adalah gadis yang tidak sopan.

Tak mau melihat pemandangan di hadapannya yang semakin membuat Arion merasa marah. Laki-laki itu pun terpaksa menarik tangan Serra, dan membawanya pergi untuk menuju ke kamar Papanya. Tujuan Arion datang ke sini hanya untuk menjenguk sang Papa yang sedang sakit, dan setelah itu kembali pulang ke Apartemen. Jika bukan karena bujukan Rike yang terus-terusan menyuruhnya untuk pulang menjenguk Papanya, laki-laki itu mungkin tidak akan mau menginjakkan kakinya lagi ke rumah ini.

Begitu sudah sampai di depan pintu kamar berwarna coklat tua, Arion melepaskan tangan Serra dan menatap gadis itu dengan tajam.

"Arion kenapa?" tanya Serra lembut. Ia harus menahan rasa perih di pergelangan tangannya lagi karena melihat tatapan Arion yang begitu tajam.

"Gak usah deket-deket sama wanita tadi," peringat Arion.

"Kenapa?" Jelas saja Serra terlihat bingung. Kenapa Arion tidak memperbolehkan dirinya untuk bersalaman dengan orang tuanya? Apakah Arion cemburu jika Serra akan menarik perhatian mereka? Serra rasa tidak.

"Dia bukan Nyokap gue!"

"Hah?" Lagi, untuk kedua kalinya Serra terlihat bingung, gadis itu sedikit tidak paham. Apa maksud Arion? jika bukan Bunda Arion, lalu siapa wanita tadi? jelas-jelas wanita itu berkata jika beliau adalah Bunda Arion.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang