43. JUM'AT BERSIH

3.3K 128 4
                                        

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Pagi ini, Serra datang ke sekolah lebih awal. Entah apa tujuannya, Serra sendiri juga tidak tau. Bahkan Selina yang biasanya selalu datang lebih dulu di bandingkan Serra itu, merasa terheran-heran saat melihat Serra yang sejak tadi duduk manis sambil memainkan handphonenya.

"Kesambet apaan lo? tumben jam segini udah dateng?" sindir Selina, begitu gadis itu baru saja mendudukkan tubuhnya ke kursi.

Serra tercengir lebar sembari menggeleng pelan. "Gabut."

"Gila sih, pagi-pagi udah gabut aja. Tau gitu mending tadi lo bantuin penjaga sekolah dulu buat bersihin kantor Guru."

"Next time deh, bentar lagi mau masuk juga," kata Serra.

"Masih ada waktu 15 menit," balas Selina, yang melihat jam pada layar handphonenya.

Serra tak menjawab, melainkan hanya terkekeh pelan.

"TES, TES. SELAMAT PAGI ANAK-ANAK. UNTUK KELAS 10 SAMPAI KELAS 12, TOLONG YANG SUDAH MASUK KE SEKOLAH, BISA BERKUMPUL SEBENTAR KE LAPANGAN UTAMA SEKARANG JUGA. ATAS PERHATIANNYA, TERIMA KASIH."

Suara Pak Bandi yang terdengar nyaring di speaker masing-masing kelas itu, membuat semua murid terdiam, tak terkecuali Serra dan Selina.

Kedua gadis itu lantas saling menatap, setelah mendengar pengumuman dari salah satu Guru di sekolahnya.

"Tumben banget pagi-pagi gini di suruh ke lapangan. Ada apa ya?" bingung Selina. "Pak Marvel lagi ngadain give away kah Ser?" tanya Selina ngelantur.

Serra mengangkat bahunya acuh. "Iya kalik?"

"Lah, gimana sih? lo kan kepona—mpfff."

"Jangan kenceng-kenceng anjirrr, udah banyak murid yang dateng!" bisik Serra, setelah berhasil membungkam bibir Selina dengan telapak tangannya.

Gadis itu melirik teman sekelasnya, yang beberapa dari mereka juga sedang melirik ke arahnya.

Selina melepas paksa tangan Serra dari bibirnya, yang setelah itu melihatkan deretan gigi putihnya. "Sorry, kepencet."

"Ck!" Serra berdecak, yang setelah itu berdiri dari duduknya.

"Ayo keluar, udah pada kumpul semua tuh," ucap Serra, sembari mendorong pelan pundak Selina.

Selina bangkit, lalu melangkah keluar bersama Serra untuk menuju ke lapangan utama. Sesampainya di sana, Serra bisa melihat jelas banyaknya murid yang sudah berbaris di lapangan sesuai kelas masing-masing. Serra dan Selina pun juga segera menempatkan diri ke barisan arah barat, di mana angkatan kelas XII berada.

"Selina! Rara!"

Kedua gadis itu menoleh bersama, ketika seseorang baru saja memanggilnya. Terlihat Ibnu yang kini sedang melangkah, untuk mendekati mereka berdua. Tak lupa juga dengan ciri khasnya, yang selalu membawa kaca kecil ke mana-mana.

"Hai! morning bebeb Selina, morning bebeb Rara," sapa Ibnu, sambil memperlihatkan senyum lebarnya.

"Morning too Ibnu." Jika Serra membalas sapaan Ibnu, berbeda lagi dengan Selina yang hanya berdeham pelan menanggapi sapaan Ibnu.

"Tumben pagi-pagi gini kita di suruh kumpul ke lapangan? Lo tau, Nu?" tanya Selina kepada Ibnu.

"Ohh.. itu."

"Kenapa?"

"Itu.. Ibnu juga gak tau," kata Ibnu, yang setelahnya laki-laki itu kembali mengaca, sambil menata rambutnya yang sedikit berantakan.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang