09. BABU ARION

3.5K 129 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Sel, tugas Geografinya mau di kerjain kapan?" tanya Serra, yang tengah melangkah bersama gadis itu di koridor. Mereka akan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

"Minggu depan aja lah Ra, deadlinenya juga masih dua minggu lagi kok," jawab Selina.

"Besok kita jadi pergi kan?" Selina mengangguk antusias. "Jadi dong!"

"Nanti kirimin alamat rumah lo ya, biar besok gue jemput," kata Selina.

"Eh, gak usah Sel, mending kita ketemuan langsung aja di sana," tolak Serra halus.

"Emang kenapa? gak pa-pa kalik. Lagian kalo kita ketemuan di sana tuh yang ada ribet tau gak," balas Selina.

"Tapi Sel—"

"Udah gak pa-pa, nanti lo kirim aja alamat rumah lo ke whatsapp gue ya." Serra pasrah, gadis itu tidak bisa apa-apa selain mengangguk saja.

Setibanya di kantin, mereka berdua di hadang oleh ketiga gadis yang berseragam ketat, ber-make up menor, dan pembully murid di SMA TRI SATYA. Siapa lagi kalo bukan Lauren dan kedua temannya.

"Mau apa lagi sih lo?" tanya Selina, yang menatap ketiga gadis di hadapannya dengan malas.

"Relax, gue gak ada urusan sama lo. Tapi sama bestie baru lo itu," jawab Lauren sambil menunjuk Serra dengan dagunya.

Selina menatap Lauren bingung, lalu beralih menatap Serra penuh tanda tanya.

"Nanti aku jelasin," bisik Serra kepada Selina.

"Ada apa ya Ren?" tanya Serra yang kini beralih menatap Lauren.

"Lo gak lupa kan sama yang tadi pagi?" tanya Lauren yang diangguki oleh Serra.

"Beliin gue minum, lemon tea," titah Lauren.

"Gue Leci tea," lanjut Evelyn.

"Gue samain kayak Evelyn," timpal Kelie.

"Maksud lo semua apa nyuruh-nyuruh Rara kayak gini?!" Marah? tentu saja, siapa coba yang tidak marah melihat temannya yang di jadikan babu oleh gadis licik seperti Lauren?

"Bukan urusan lo!"

"Jelas ini urusan gue. Rara sahabat gue, jadi gue berhak ikut campur!"

"Wow, sosweet," ucap Lauren sambil memperlihatkan puppy eyesnya, meledek. Lalu tawa singkat terdengar jelas di indera pendengaran mereka.

"Mending lo tanya langsung aja deh sama sahabat lo itu, gue males ngejelasinnya," kata Lauren malas.

"Heh, cupu, beli minum sekarang sana, gue udah haus nih, kalo sepuluh menit lo gak dateng, gue bakal kasih hukuman, ngerti?" Serra mengangguk patuh. "Ngerti Ren."

Lalu gadis itu kembali menatap Selina. "Sel, udah ya? Nanti aku jelasin ke kamu kok. Sekarang ikut aku aja yuk," ucap Serra, sambil menarik pelan pergelangan tangan Selina untuk menuju ke stand penjual minuman.

Walaupun Selina merasa kesal kepada Lauren, namun gadis itu tetap menemani Serra untuk membelikan minuman.

Sedangkan Lauren, gadis itu tersenyum miring menatap kepergian mereka berdua.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang