19. AKASA PEDULI?

3K 125 4
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Tadi pelajarannya Bu Desi sama Pak Toni suruh ngapain aja, Sel?"

"Gak ada sih, cuma di suruh nyatet aja kok."

"Nanti aku pinjem buku catatan kamu ya?" Selina mengangguk.

Saat ini, kedua gadis itu tengah melangkah bersama untuk menuju ke kantin. Setelah Selina menghampiri Serra yang masih berada di perpustakaan hingga jam istirahat tiba, keduanya pun segera pergi meninggalkan perpustakaan.

"Kok lo bisa sih Ra, tidur di perpustakaan?" tanya Selina heran. "Tau gitu gue juga ikut cabut aja tadi," lanjutnya cemberut.

Serra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku tadi ketiduran Sel, ngantuk banget soalnya."

"Semalem lo begadang?" tebak Selina.

Gadis itu tersenyum kikuk. "Iya, semalem gara-gara ke asikan nonton film."

Seharusnya Serra melakukan hukumannya sampai jam mapel pertama selesai. Namun saking mengantuknya, gadis itu tertidur di sudut pojok perpustakaan. Beruntungnya Guru penjaga perpustakaan itu tidak melihat Serra tertidur. Dan gadis itu pun terbangun karena mendengar suara-suara berisik dari murid-murid yang baru saja masuk ke dalam perpustakaan.

Begitu Serra melihat jam di handphonenya, ternyata gadis itu sudah tertidur selama kurang lebih dua jam, di mana dia melewatkan jam mapel ke dua. Ketika membuka handphonenya pun, banyak notif pesan masuk dari Selina, dan beberapa panggilan dari gadis itu. Ada juga dua pesan yang masuk dari Arion, namun Serra mengabaikannya.

"SELINA! RARA! TUNGGUIN IBNU!!"

Dari arah belakang, suara Ibnu mengalihkan atensi semua murid yang berada di koridor bawah. Mendengar panggilan Ibnu, membuat kedua gadis itu secara reflek menoleh ke arah laki-laki yang memiliki sifat setengah cewe itu.

Terlihat Ibnu yang kini tengah berlari untuk menghampiri kedua gadis itu. Banyak pasang mata yang menatap tajam ke arah mereka, berbagai umpatan pun terdengar jelas di telinga mereka, hanya saja mereka mencoba untuk tidak mempedulikannya.

Hosh.. Hosh.. Hosh..

Ketika sampai di hadapan Serra dan Selina, Ibnu membungkukkan sedikit badannya dengan kedua tangan yang memegang lututnya, laki-laki itu tengah mengatur napasnya yang terasa ngos-ngosan.

"K–kalian ja–jahat."

BRUK!

Kedua gadis itu melotot terkejut saat melihat Ibnu yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai koridor.

"IBNU!?"

Kedua gadis itu berjongkok bersama di hadapan Ibnu, menggoyangkan tubuh Ibnu untuk menyadarkan laki-laki itu. Begitu juga dengan murid-murid di sekitarnya, mereka semua berkerumun menghampiri Ibnu untuk melihat keadaan laki-laki itu.

"Ibnu bangun!"

"Bangun Nu!"

"Ibnu kenapa?!"

"IBNU BANGUN!" Selina terlihat khawatir menatap laki-laki itu.

"Anak PMR mana? tolong panggilin anak PMR!"

"Ibnu bangun Nu.. "

"BWA!!"

"AA!!"

Mereka semua terlonjak kaget, saat melihat Ibnu secara tiba-tiba terbangun dan mengejutkan mereka semua.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang