07. APARTEMEN

4.2K 141 6
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Kita mau ngapain?"

Sudah berkali-kali Serra bertanya kepada Arion yang tengah melangkah di sisi tubuhnya, namun laki-laki itu enggan untuk menjawabnya.

Gadis itu sedikit takut, melihat Arion yang terus menariknya dari parkiran Apartemen hingga naik ke lift untuk menuju lantai 20. Tubuhnya seketika menegang, dia sudah memikirkan beberapa rencana jika laki-laki itu akan berbuat mesum kepadanya.

Tiba di depan pintu Apartemen milik Arion, lelaki itu langsung membukanya setelah menekan beberapa nomor pin pintunya.

CEKLEK!

"Masuk."

Gadis itu menggeleng kuat. "Aku gak mau," tolaknya lembut.

"Masuk!"

"Aku gak mau, Arion."

Merasa kesal dengan gadis itu, Arion pun terpaksa menyeret kasar tangan Serra untuk masuk ke dalam, lalu Arion segera menutup pintu Apartemennya, dan mencegah Serra yang hendak melarikan diri.

"Arion please, biarin aku pulang," kata Serra memohon.

"Lupa, sama hukuman lo?" tanya Arion sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

"Aku bakal terima hukuman dari kamu apa pun itu, tapi please, jangan yang ini, aku belum siap Ar, aku masih pengen punya masa depan." Mata Serra sudah berkaca-kaca, membuat Arion menautkan kedua alisnya bingung.

"Biarin aku pulang ya?"

"Nakal juga ya pikiran lo." Kini Arion tau, kemana arah pembicaraan gadis itu. Ternyata Serra berpikiran terlalu jauh, membuat Arion mendenggus kesal.

"Selera gue tinggi. Jadi gak usah mikir kalo gue bakal perkosa lo di sini," sarkas Arion. "Bersihin seluruh Apartemen gue, dan setelah itu kerjain PR Matematika Wajib, gue," lanjut Arion, yang setelah itu naik ke atas untuk menuju ke kamarnya.

Serra mengumpat pelan dalam hatinya, dia merasa malu telah berpikir yang tidak-tidak mengenai Arion. Seharusnya tadi Serra tidak berkata seperti itu kepadanya. Dan seharusnya dia juga sadar, kalo Arion tidak akan pernah tertarik kepadanya dengan penampilan yang seperti ini.

"Bego banget sih Serrr."

° ° ° ° °

"Arion mana dah?" tanya Ardhan, setelah meminum Caffè Latte nya.

"Tau dah, coba sana lo telpon," usul Kevin sambil memakan Almond Croissant milik Akasa.

Saat ini mereka berenam sedang berada di salah satu Cafe terkenal yang dekat dengan Apartemen Arion. Mereka baru saja pulang dari sekolah setelah membantu Abian melatih adik kelasnya bermain basket.

Dari keenam sahabatnya, hanya Abian yang tertarik mengikuti ekskul basket di hari pertamanya masuk sekolah. Hingga pada akhirnya, laki-laki itu pun di angkat sebagai kapten basket di sekolahnya. Sejak kecil, Abian memang suka bermain bola basket, jadi tak heran lagi jika laki-laki itu memiliki kemampuan yang hebat dari pada keenam sahabatnya.

Hari ini, Pak Begy—guru PJOK sekaligus pelatih ekskul basket di sekolahnya itu tidak bisa hadir. Beliau meminta tolong kepada Abian untuk melatih adik kelasnya yang baru saja join eksul basket. Karena melihat jumlahnya yang bisa di bilang tak sedikit, Abian pun meminta tolong kepada para sahabatnya itu untuk membantu dirinya melatih adik kelas mereka yang cewe.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang