37. MEREKA YANG SEBENARNYA

2.9K 119 23
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Kok bawa aku pulang ke rumah sih?"

"Terus mau di bawa ke mana? ke pelaminan, gitu?" tanya Arion ngelantur.

Setelah pulang dari rumah sakit untuk mengobati luka dahi Serra, Arion tentu membawa Serra untuk pulang ke rumahnya. Namun begitu sampai di rumah, gadis itu justru melayangkan tatapan protesnya kepada Arion.

"Bukan gitu! Tas aku masih ketinggalan di sekolah. Lagian juga ini belum waktunya jam pulang."

Arion menautkan satu alisnya. "Nanti gue minta tolong sama Selina buat izinin ke BK, dan bawain tas lo."

"Jangan! aku gak enak sama Selina," tolak Serra.

"Enakin lah!"

Serra merubah ekspresinya menjadi datar. Kenapa Arion semakin hari semakin menyebalkan sih?

BUGH!

"Kok jadi mukul gue?" protes Arion, ketika Serra baru saja memukul lengan tangannya.

"Salah siapa nyebelin? Pulang sana."

"Ngusir?" tanya Arion dengan ekspresi datarnya.

"En–enggak gitu maksud aku. Terus kamu mau ngapain coba di sini? mau nginep?"

"Boleh?"

"YA ENGGAK LAH!" tolak Serra cepat.

Sadar atas ucapannya yang sedikit membentak, gadis itu jadi takut, saat menatap Arion yang kembali memasang wajah datarnya.

"Ma–maaf, kelepasan," ucap Serra, sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya. Gadis itu mengelus lengan tangannya sendiri, karena tiba-tiba merasakan aura yang begitu mencekam.

"Masuk."

Serra menoleh, menatap Arion cukup lama. Serra berpikir, jika laki-laki itu sedang marah kepadanya, karena ekspresi yang Arion tunjukan terlihat mengerikan.

"Arion gak marah kan?" tanya Serra sedikit takut. Arion hanya diam.

"Enggak marah kan?" tanyanya sekali lagi, dengan kepala yang reflek dia miringkan sedikit.

Lucu!

"Arionnn?" Arion tersentak, lalu mengerjapkan kedua matanya.

"Masuk sekarang."

"Tapi Arion gak marah kan?"

"Enggak!" Dari pada bertanya terus-menerus, lebih baik laki-laki itu menjawabnya.

Kedua sudut bibir Serra menyungging ke atas, gadis itu lalu mengangkat jari kelingking kanannya, dan mengarahkannya tepat di hadapan wajah Arion. "Maaf ya?"

Arion menatap sebentar jari kelingking milik Serra, sebelum akhirnya menyatukan jari kelingking miliknya dengan jari kelingking Serra.

"Udah di maafin, sekarang masuk," titah Arion.

"Siap, Pak Ketu!" ucap Serra, seraya hormat layaknya bendera.

"Hati-hati di jalan!" Setelahnya, Serra pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumahnya.

Begitu tubuh Serra sudah sepenuhnya masuk ke dalam rumah, saat itu juga Arion tidak bisa lagi menahan senyumannya yang sedari tadi dia tahan. Arion benar-benar gemas sekali dengan tingkah Serra, ingin sekali rasanya mencubit hidung gadis itu, tapi lupa kalo dirinya juga harus terlihat cool di hadapan Serra.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang