15. ARION SAKIT

4.5K 156 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° ° °

Pulang sekolah, lagi-lagi Serra harus menunggu di parkiran sekolah yang kini sudah tampak sepi sekali. SMA KESATRIAN juga sudah pulang semua setelah pertandingan basket tadi selesai. Pertandingan itu di menangkan oleh SMA TRI SATYA.

Jika bukan karena pesan dari Arion yang menyuruhnya untuk menunggu laki-laki itu di parkiran sekolah. Mungkin saat ini Serra sudah sampai di rumahnya dan beristirahat di kasur kesayangannya itu.

"Arion ke mana sih? lama banget tuh anak," gerutu Serra, kesal. Sudah hampir sepuluh menit gadis itu menunggunya, namun Arion tak kunjung datang juga.

"Heh, cupu!"

Serra menoleh, menatap Lauren yang baru saja memanggilnya. "Iya Ren?"

SREK!

"Akh!"

Secara tiba-tiba, Lauren menjambak kuat rambut Serra yang terkepang. Gadis itu maju selangkah untuk lebih dekat dengan wajah Serra.

"Berani-beraninya lo deketin Akasa. Mau cari muka? hah?!" tanya Lauren dengan tatapan tajamnya.

"Lo dengar baik-baik ya, temen gue itu, suka sama Akasa!" kata Lauren sambil menunjuk Kelie.

"Dan lo dengan beraninya kasih dia minum di depan semua murid SMA TRI SATYA dan KESATRIAN?!" Lauren semakin menjambak kuat rambut Serra, membuat gadis itu mati-matian harus menahan rasa sakit di kepalanya.

"A–aku gak tau Ren, kalo temen kamu suka sama Akasa," balas Serra, yamg mencoba untuk melepas tangan Lauren dari rambutnya.

Sumpah, demi apa pun, kepalanya itu benar-benar merasa pusing. Jika saja Serra sedang tidak menyamar sebagai murid cupu, mungkin saat ini dia akan melawan gadis di hadapannya itu.

"Gue kasih peringatan ya sama lo. Jangan pernah deket-deket sama Akasa atau pun Arion, karena mereka cuma—"

"Cuma apa?" Dari arah belakang, terlihat ketujuh inti BLACK WOLF itu tengah melangkah mendekati mereka. Dari suaranya saja, Lauren sudah tahu jika itu adalah suara milik Akasa.

"Turunin tangan kotor lo itu," desis Akasa tajam. Matanya menatap Lauren yang masih setia menjambak rambut Serra.

Dengan gerakan cepat, gadis itu pun melepas tangannya yang menjambak rambut Serra.

"A–a, em. Kalian cuma salah paham aja kok," kata Lauren gugup, bahkan kedua temannya pun juga sama.

Salah paham katanya? jelas-jelas mereka melihatnya sendiri, jika Lauren menjambak kuat rambut Serra. Sebelum kejadian itu pun, ketujuh inti BLACK WOLF juga sudah lebih dulu melihatnya dari jarak jauh.

"Heh, mak lampir! lo pikir dari tadi kita gak lihat kelakuan lo, hah?!" sergah Kevin.

"Dasar tante-tante, hampir semua murid di sini lo bully terus. Lo pikir sekolah ini punya Bapak lo apa?!" tanya Baron menggebu. Lauren yang mendengar pun hanya menatap malas ke arah lelaki itu.

"Pergi lo bertiga." Tak mau melihat Arion marah, Lauren dan kedua temannya pun terpaksa pergi dari hadapan mereka dengan perasaan kesal.

"Lo gak pa-pa?" tanya Ardhan, yang mendekati gadis itu.

Serra mengangguk. "Gak pa-pa kok."

Arion maju selangkah, mendekati Serra yang sedang membenarkan letak kacamatanya. Tangan besarnya menggenggam kuat pergelangan tangan Serra, lalu di tariknya pelan untuk menuju ke motornya.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang