꒰ 𝟮𝟭 : ɴᴀɢᴀ ᴅᴀɴ ᴜʟᴀʀ ᴀɪʀ ꒱

446 72 0
                                    

——————————
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
-———————————————

⊱┊꒰ ᴋᴇsᴇᴅɪʜᴀɴ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ᴅɪ ᴘᴇɴᴅᴀᴍ ꒱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱┊꒰ ᴋᴇsᴇᴅɪʜᴀɴ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ᴅɪ ᴘᴇɴᴅᴀᴍ ꒱

      EURYBELLE MEMELUK KEDUA KAKINYA, matanya mulai memanas dan siap meneteskan air mata. Belum pernah rasanya ia sesedih ini di sekolah.

Sungguh memalukan, Eurybelle hampir saja marah dan menangis di Aula Besar karena seorang anak dari Hufflepuff menghinanya dengan membawa-bawa kedua orang tuanya. Tak seorangpun pernah melihat Eurybelle menangis atau marah selama tiga tahun ini, bahkan Eurybelle tidak pernah berteriak kepada seseorang, dan kali ini dia hampir saja melakukan hal itu.

Eurybelle menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Dia ingin sekali menangis keras, namun dia hanya bisa diam sembari membiarkan matanya mengeluarkan tetes demi tetes air mata.

Dia mengangkat kembali kepalanya, menyenderkan kepalanya di dinginnya tembok batu Hogwarts. Jarang sekali anak Hogwarts melewati lorong ini.

Rambut keemasannya yang panjang menjuntai jatuh ke lantai kastil, matanya masih meneteskan air mata, dan bibirnya tampak lebih kemerahan dari sebelumnya. Dia merasa malu sekali karena tidak bisa mengendalikan dirinya. Lagipula, menurutnya wajar orang-orang berbuat seperti itu kepadanya, dia memang merebut kejayaan juara mereka.

Mata biru terangnya itu tidak secerah biasanya. Kenapa semua menjadi susah?

Tidak apa-apa, Eurybelle pasti bisa melewati semua itu. Eurybelle mulai berpikir kalau mentalnya benar-benar lemah sekali, dia tahu kalau ini adalah permulaan. Dia jadi sadar seberapa kuatnya Harry menghadapi semua masalah di hidupnya. Tetapi, kenapa semua ini sangat menjengkelkan?

Eurybelle kembali menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya, dia memejamkan matanya, berharap tidak ada yang datang.

"Aku baru tahu kau bisa nangis."

Terlonjak, Eurybelle mendongak dan menatap seorang pria berambut platina dengan mata kelabu dingin tersenyum kepadanya, dia bersandar di dinginnya dinding Kastil Hogwarts, sementara tangannya dia silangkan di depan dadanya.

Eurybelle buru-buru menghapus seluruh sisa air matanya dari wajahnya yang lebih layak di sebut malaikat ketimbang manusia biasa.

"Tidak usah di hapus," suara Draco menghantam indra pendengarannya. Pria berambut platina itu langsung duduk di samping Eurybelle, menyelonjorkan satu kakinya sementara satunya ia tekuk. "Aku sudah melihatmu sedari tadi."

Mendengar itu, Eurybelle terkekeh kecil. Walau suaranya terdengar lebih lemah di banding sebelum-sebelumnya. "Bagaimana bisa kau tahu aku ada di sini?"

"Bagaimana bisa aku tidak mengikutimu ketika aku melihatmu hampir menangis di Aula Besar?"

Eurybelle menunduk, tersenyum kecil.

"Aku baru tahu kau bisa menangis," kata Draco terkekeh kecil. "Aku pikir seorang Eurybelle Beverly Aiglentine [name] de Forest tidak bisa menangis."

𝐒𝐈𝐃𝐄 || 𝗁𝖺𝗋𝗋𝗒 𝗉𝗈𝗍𝗍𝖾𝗋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang