꒰ 𝟰𝟭 : ᴋᴇᴍʙᴀɴɢ ᴀᴘɪ ᴅᴀɴ sɪʀɪᴜs ꒱

252 39 10
                                    

——————————
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
-———————————————

——————————-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ--———————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱┊꒰ ʙʟᴀɪsᴇ, ᴘᴀɴsʏ, ᴅᴀɴ ᴀʀᴄʜɪʟʟᴇs ꒱

       DRACO MENYENDERKAN punggungnya di punggung kursi Perpustakaan itu, mata kelabu indahnya itu fokus menatap gadis luar biasa cantik di hadapannya yang sedang fokus membaca buku dan menulis sesuatu dengan bulu di gulungan perkamen. Rambutnya yang keemasan indah itu jatuh menutupi setengah wajahnya yang cantik, dan kulitnya bersinar bak rembulan seperti biasanya. Draco tidak bisa melihat bola mata biru terang itu, maka itu digantikan oleh bulu mata yang panjang dan lentik milik sang kekasih.

Cantik, sangat cantik. Batin pria berambut platina itu.

Senyuman kecil muncul di wajahnya, dan semburat merah kembali terlihat pipi Draco yang selalu saja pucat. Tidak ada yang dilakukan Eurybelle de Forest kepadanya, tetapi rasanya setiap ia melihat wajah cantik itu, gejolak salah tingkah selalu saja muncul.

"Draco?" suara lembut gadis itu terdengar, membangunkan Draco dari lamunannya.

Netra kelabu dengan netra biru terang itu beradu, hingga akhirnya netra itu menyipit cantik ketika sang gadis tersenyum lebar yang manis yang tentu saja ditujukan untuk sang kekasih.

"Ada apa?" kata gadis itu lagi dengan lembutnya, membenarkan perkamennya, lalu menggulungnya dengan rapi. "Kau melamun."

"Tidak ada," kata Draco cepat, balas tersenyum manis kepada sang gadis. "Kau sudah selesai?"

"Sudah," jawab gadis itu riang dan bersemangat, bola matanya membesar dan melebar. "Sebentar lagi akan ada ujian OWL, aku harus belajar dan mengerjakan tugasku dengan sungguh-sungguh."

"Hebat. Eurybelle-ku memang hebat," kata Draco dengan kekehan kecilnya, dia kemudian menarik kursi di sampingnya, menepuk-nepuk punggung kursi itu. "Kemarilah."

Anggukan yang dilakukan oleh kepala cantik itu terlihat, maka gadis itu berdiri, mengambil gulungan perkamennya dengan tinta dan bulunya. Dia memeluk gulungan perkamennya itu, lalu berjalan dan duduk tepat di samping pria berkepala platina itu.

Draco tersenyum, kemudian menarik kursi yang telah diduduki oleh Eurybelle dengan santainya agar lebih dekat dengan kursi miliknya. Pria itu kembali melebarkan lengannya, merangkul punggung kursi itu. "Kau seharusnya tidak usah belajar se-niat itu."

Kekehan kecil Eurybelle terdengar, "aku tidak mau nilaiku menjadi jelek sepertimu."

"Nilaiku jelek?" ulang Draco. "Sejak kapan nilaiku jelek?"

"Sejak aku mengalahkanmu."

"Damn, jangan dibahas kembali, Belle."

Maka Eurybelle menyenderkan kepalanya di pundak Draco, sementara rambut panjangnya mulai jatuh ke pangkuan Draco dan membuat sensasi geli di tubuh Draco. Aroma kue-kue manis, petrikor atau air hujan yang baru saja membasahi bumi dan menimbulkan aroma menenangkan, dan bunga lily lembah kembali tercium hangat di indra penciuman Draco. Maka Draco mengangkat tangannya dan mengacak-acak rambut emas itu dengan gemasnya.

𝐒𝐈𝐃𝐄 || 𝗁𝖺𝗋𝗋𝗒 𝗉𝗈𝗍𝗍𝖾𝗋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang