Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⊱┊꒰ “𝗿𝘂𝗺𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗰𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗶𝗯𝗶 𝗺𝗮𝗿𝗴𝗮𝗿𝗲𝘁𝗵 ” ꒱
𝐊𝐄𝐇𝐀𝐍𝐆𝐀𝐓𝐀𝐍 𝐒𝐈𝐍𝐀𝐑 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐑𝐈 menghantam kulit putih seputih salju milik seorang gadis kecil berusia dua belas tahun. Gadis memiliki kecantikan luar biasa, rambutnya panjang dan terawat berwarna pirang keemasan yang selalu berkibar meskipun tak ada angin, netra biru terangnya menatap pemandangan sekelilingnya dengan penasaran, dan semburat kemerahan dipipi mulusnya yang cantik. Sang gadis kecil memakai gaun fantastis berwarna biru terang yang membuatnya tampak seperti boneka porselen ditoko mainan Muggle.
Bagi orang yang mengetahui dalam keluarga itu, pasti mereka tahu gadis itu mirip sekali dengan ibunya.
Gadis itu dengan penasarannya menatap hamparan lapangan penuh dengan bunga lily, anggerek dan anyelir yang tertanam dengan rapi dan indahnya tepat disamping danau biru dengan teratai cantik berwarna merah muda yang mengapung diatasnya. Dan disampingnya lagi, ada rumah kaca yang juga ditumbuhi banyak tumbuhan hijau yang terawat dan tumbuh dengan sehatnya.
“Ma chérie, kemarilah.”
Suara selembut sultra itu memanggil sang gadis, Eurybelle de Forest, dengan panggilan yang sudah akrab ditelinga sang gadis. Itu menghadiahinya dengan Eurybelle yang berlari kecil dari lapangan berbunga cantik itu menuju masuk ke dalam rumah kaca yang hangat.
Didalam rumah kaca, terduduk seorang wanita yang tak kalah cantiknya dengan Eurybelle, Margareth Heathcliff. Bedanya, wanita itu memiliki rambut panjang hitam legam yang cantik. Dan sekilas, Margareth Heathcliff tampak mirip sekali dengan Melissandre de Forest (Dulu Heathcliff). Margareth adalah saudari kembar dari Melissandre, yang dulunya mereka berdua menempuh pendidikan di Akademi Sihir Beauxbatons di Perancis.
Heathcliff adalah keluarga Bangsawan penyihir berdarah Veela yang terkenal sejak dulu, melahirkan banyak kelahiran Veela. Dan memiliki reputasi sangat baik di Perancis. Selain itu, Keluarga Heathcliff juga berkerabat dengan beberapa keluarga bangsawan yang lain. Keturunan yang dihasilkannya, rata-rata menempuh pendidikan juga di Akademi Sihir Beauxbatons, dan memiliki banyak prestasi akademik maupun non-akademik.
“Bibi sudah membuatkan anda teh Darjeeling, kau tahu, ini sangat baik untuk kesehatan.” kata Bibi Margareth lembut, ada senyuman kecil dibibir kemerahannya yang indah. Dia menuangkan teh berwarna coklat kehitaman dari teko besar berukiran emas ke sebuah cangkir yang sepasang dengan tekonya.
Aroma buah dan bunga kembali menusuk indra penciuman, sang gadis mengangguk kecil dan menyeruput satu tegukan kecil dari cangkirnya, tersenyum kecil.
“Terimakasih, Bibi,” kata Eurybelle sopan, masih dengan senyuman diwajahnya yang cantik. “Saya menyukainya.”